Tanpa istirahat
Sebagian besar pemain yang berdiri di lapangan di Milan, untuk tampil di final Liga Champions, tidak bisa beristirahat barang sebentar pun. Dalam waktu dua pekan kemudian Piala Eropa dimulai, dan Spanyol, sebagai pemegang gelar, unjuk gigi. Bagi saya, ada tiga tim favorit: juara dunia 2014 Jerman, tuan rumah turnamen Perancis, dan Spanyol sebagai juara bertahan Eropa.
Spanyol tak lagi memiliki Xavi Hernandez, dan pelatih Vicente del Bosque juga mengeluarkan ”kuda tua” seperti Fernando Torres dan Diego Costa. Pelatih sedang mencoba meremajakan timnya, sembari tetap menjaga kualitas tim ”Matador”.
Dengan adanya Saul Niguez dari Atletico, ia memiliki striker berbahaya berusia 21 tahun. Dia benar-benar menghancurkan Bayern di Madrid dengan solo run dan golnya. Ada juga Lucas Vasquez, pemain 24 tahun yang datang sebagai pemain pengganti bagi Real di final Liga Champions, yang memenuhi kepercayaan yang diberikan kepadanya.
Dia menjadi eksekutor pertama dari titik penalti. Dengan tenang ia mengonversi tembakannya menjadi gol, seolah tidak ada yang lebih dipertaruhkan dari sebuah pertandingan persahabatan.
Perancis harus mampu mengoptimalkan keuntungan sebagai tuan rumah. Mereka memiliki Antoine Griezmann yang telah berkembang menjadi pemain kelas dunia di Atletico.
Pemain berusia 25 tahun ini mencetak gol penyama kedudukan 1-1 melawan Bayern pada pertandingan kedua di Muenchen, hingga memukul Bavarians keluar. Banyak striker takut jika berhadapan satu lawan satu dengan kiper Manuel Neuer, tetapi tidak dengan Griezmann.
Terakhir, Jerman. Pelatih Joachim Loew juga membawa pemain-pemain baru. Di Bundesliga, banyak pemain muda yang matang dan memiliki potensi besar. Jarang pelatih dapat merekrut banyak pemain berbakat.
Namun, selain tiga favorit ini, ada beberapa negara lain yang mungkin memberikan kejutan. Belgia, misalnya. Tim ini terdiri tidak hanya dari Kevin de Bruyne, tetapi juga pemain berpenampilan mengesankan Yannick Carrasco, yang mencetak gol penyama Atletico saat melawan Real.
Dan kemudian, tentu saja, ada Italia. Mereka mungkin tidak lagi memiliki pengatur serangan sehebat Andrea Pirlo atau striker tak terduga Mario Balotelli, tetapi pada saat turnamen Anda selalu harus memperhitungkan Italia.
Versi cetak artikel ini terbit di Harian KOMPAS edisi 15 Juni 2016 halaman pertama dengan judul yang sama.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.