Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sepak Bola China: Dari David Beckham sampai Alibaba (Bagian 2)

Kompas.com - 07/02/2016, 09:04 WIB
Anju Christian

Penulis

KOMPAS.com — Klub-klub besar Eropa juga diundang untuk membantu level akar rumput di China. Inter Milan telah membangun 30 lapangan untuk akademi di Shanghai. Ini merupakan bentuk kerja sama dengan Yitao Sanghai Football Club.

Sementara itu, Real Madrid mengirimkan 22 pelatih untuk Sekolah Sepak Bola Evergrande di Guangdong. Dengan luas 167 hektar, akademi ini diklaim sebagai yang terbesar di dunia. Ada 2.350 murid di dalamnya.

"Masa depan sepak bola China ada di sini," kata Juan Jose Rodriguez Berraco, pelatih asal Spanyol yang bertugas di akademi tersebut.

Alibaba

Sekolah Sepak Bola Evergrande dibangun oleh perusahaan properti, Evergrande Group, dengan biaya 200 juta yuan (sekitar Rp 415 miliar). Di bawah payung perusahaan ini pula, Guangzhou Evergrande bernaung.

Evergrande Group berbagi saham dengan perusahaan e-commerce terbesar di dunia, Alibaba Group Holding. Pada Juni 2014, Alibaba mengakuisisi 40 persen saham Guangzhou dengan mahar 192 juta dollar Amerika Serikat (kini sekitar Rp 2,6 triliun).

Bukan tanpa alasan Alibaba rela menyuntikkan dana ke klub berusia 61 tahun tersebut. Tujuh bulan sebelumnya, Guangzhou menjuarai Liga Champions Asia untuk kali pertama sepanjang sejarah.

Guangzhou tidak cuma terlihat menggiurkan dari sisi prestasi, tetapi juga bisnis. Menurut Quartz, Guangzhou bisa menembus daftar 20 klub sepak bola dengan nilai jual tertinggi di dunia versi Forbes pada 2014. Asalkan, nilai kesepakatan dengan Alibaba masuk hitungan.

"Kami tak cuma menanam investasi untuk sepak bola, tetapi juga hiburan," kata Chairman Alibaba, Jack Ma.

Sejak menerima sokongan dana dari Alibaba, manuver Guangzhou di pasar transfer semakin lancar. Mereka menebus Ricardo Goulart dan Paulinho dengan nilai total 29 juta euro (sekitar Rp 439 miliar).

Berkat dua pemain asal Brasil tersebut, tim asuhan Luis Felipe Scolari menjuarai Liga Champions Asia untuk kali kedua pada 2015.

Terakhir, pada 3 Februari 2016, Guangzhou menebus Jackson Martinez dengan biaya 42 juta euro. Selama dua hari, ini tercatat sebagai rekor transfer non-Eropa.

Menular

Miliarder asal China, Lui Ruigang, mengendus peluang bisnis dari manuver Presiden Xi Jinping dan kesuksesan Guangzhou di level internasional. China Media Capital yang dimiliki oleh Lui langsung membeli hak siar Liga Super China pada akhir 2015.

Tak tanggung-tanggung, dia menggelontorkan 830 juta poundsterling untuk kontrak berdurasi lima tahun. Ini menjadi lonjakan besar. Sebelumnya, hak siar hanya dihargai 35 juta poundsterling per tahun.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Noda Rasialisme Usai Indonesia Vs Guinea: Tak Sehat, Citra Buruk di Mata Dunia

Noda Rasialisme Usai Indonesia Vs Guinea: Tak Sehat, Citra Buruk di Mata Dunia

Timnas Indonesia
Persib Tatap Championship Series, Motivasi 'Tolak Kalah' dari Bobotoh

Persib Tatap Championship Series, Motivasi "Tolak Kalah" dari Bobotoh

Liga Indonesia
Jadwal Liga Inggris: Man United Vs Arsenal Akhir Pekan Ini

Jadwal Liga Inggris: Man United Vs Arsenal Akhir Pekan Ini

Liga Inggris
Laga Championship Series Bali United Vs Persib Resmi Pindah Arena

Laga Championship Series Bali United Vs Persib Resmi Pindah Arena

Liga Indonesia
Timnas Indonesia Minta Maaf Usai Warganet Lakukan Aksi Rasis ke Guinea

Timnas Indonesia Minta Maaf Usai Warganet Lakukan Aksi Rasis ke Guinea

Timnas Indonesia
PSSI Kecam Aksi Rasialisme kepada Guinea, Jangan Nodai Perjuangan Timnas Indonesia

PSSI Kecam Aksi Rasialisme kepada Guinea, Jangan Nodai Perjuangan Timnas Indonesia

Internasional
Timnas U17 Putri Indonesia Petik Pelajaran Berharga, Semangat Tak Patah

Timnas U17 Putri Indonesia Petik Pelajaran Berharga, Semangat Tak Patah

Timnas Indonesia
Saat Rekor Penalti Pemain Guinea Ternoda dalam Laga Vs Timnas U23 Indonesia...

Saat Rekor Penalti Pemain Guinea Ternoda dalam Laga Vs Timnas U23 Indonesia...

Internasional
Guinea dan Ilaix Moriba Diserbu Komentar Rasis, Sepak Bola Seharusnya Mempersatukan

Guinea dan Ilaix Moriba Diserbu Komentar Rasis, Sepak Bola Seharusnya Mempersatukan

Timnas Indonesia
Guinea Masuk Grup 'Neraka' Olimpiade 2024, Pelatih Reuni dengan Henry

Guinea Masuk Grup "Neraka" Olimpiade 2024, Pelatih Reuni dengan Henry

Timnas Indonesia
Jadwal Timnas Indonesia Usai Garuda Muda Jalani Playoff Olimpiade 2024

Jadwal Timnas Indonesia Usai Garuda Muda Jalani Playoff Olimpiade 2024

Timnas Indonesia
Pelatih Guinea Tiga Kali Ucap 'Sulit' Usai Lawan Timnas U23 Indonesia

Pelatih Guinea Tiga Kali Ucap "Sulit" Usai Lawan Timnas U23 Indonesia

Timnas Indonesia
Bola Emas Diego Maradona di Piala Dunia 1986 Akan Dilelang

Bola Emas Diego Maradona di Piala Dunia 1986 Akan Dilelang

Internasional
Semifinal Championship Series Ingatkan Bos Persib ke Tahun 2014

Semifinal Championship Series Ingatkan Bos Persib ke Tahun 2014

Liga Indonesia
Guinea Kalahkan Indonesia dan Lolos Olimpiade, Ulangi Sejarah 56 Tahun

Guinea Kalahkan Indonesia dan Lolos Olimpiade, Ulangi Sejarah 56 Tahun

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com