Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 30/10/2014, 16:09 WIB
Ferril Dennys

Penulis

Sumber KOMPAS
JAKARTA, KOMPAS - Kasus ”sepak bola gajah” antara PSS Sleman dan PSIS Semarang dalam babak delapan besar kompetisi sepak bola Liga Indonesia Divisi Utama akan diselidiki FIFA. Wakil Ketua Umum PSSI La Nyalla Mattalitti mengungkapkan, FIFA telah mengetahui kejadian itu.

Menurut La Nyalla, semua sedang dalam pengawasan PSSI dan FIFA Security. ”Ini merupakan bentuk kerja sama PSSI dengan FIFA. Jadi, FIFA sudah mengetahui hasil pertandingan itu,” kata La Nyalla, di Jakarta, Rabu (29/10).

Kejadian tidak sportif terjadi pada pertandingan PSS melawan PSIS di Sleman, Minggu (26/10). Sama-sama tak ingin menjadi juara Grup 1—diduga karena ingin menghindar dari Borneo FC dalam semifinal—kedua tim tak ingin memenangi pertandingan. Dalam video yang menyebar melalui Youtube, meski pertandingan berlangsung tanpa penonton, pemain PSS dan PSIS lebih banyak memainkan bola di daerah pertahanan masing-masing. Aktivitas mereka lebih terlihat seperti latihan dibandingkan dengan bertanding.

Memasuki menit ke-87 hingga selesai, pertandingan diwarnai kejadian lima gol bunuh diri dari kedua tim. Skor berakhir 3-2 untuk kemenangan PSS.

Tak hanya di Youtube, kejadian ini juga diberitakan berbagai media asing, seperti Channel News Asia, The Guardian, dan Eurosport.

Komisi Disiplin PSSI menyidangkan kasus itu, Selasa (28/10/2014), dan mendiskualifikasi kedua tim dari Divisi Utama. Investigasi dilanjutkan untuk menerapkan sanksi lanjutan bagi pihak-pihak yang terlibat.

Ketua Asosiasi Pemain Sepak Bola Indonesia (APSI) Ismed Sofyan menyayangkan terjadinya dagelan ”sepak bola gajah”. Ismed sangat prihatin karena pertandingan ini telah merusak nilai-nilai sportivitas dan mencoreng nama baik Indonesia.

”Kami menghormati penyelidikan yang dilakukan Komisi Disiplin. Akan tetapi, kami juga ingin mengingatkan bahwa kasus ini tidak berdiri sendiri dan murni kesalahan pemain. Di lapangan, pemain hanya pelaksana. Selain pemain, ada pihak-pihak lain yang terlibat,” kata Ismed.

Ismed bahkan menduga, sebelum pertandingan digelar sudah ada skenario yang disiapkan. Tidak mungkin pemain berani mengambil risiko sedemikian besar secara spontan.

Soal kemungkinan adanya mafia yang terlibat dalam kasus ini, Ismed tidak bisa memastikan. ”Sulit membuktikannya. Akan tetapi, kemungkinan itu bisa saja terjadi. Makanya, kasus ini harus dibuka dan diperiksa secara tuntas,” ujar Ismed.

Pengamat sepak bola Ahmad Fuad Afdhal berpendapat, PSSI tak hanya harus menghukum pemain dan ofisial di lapangan, tetapi juga menemukan ”dalang” kejadian itu. ”Pasti ada skenario di balik laga. Tidak mungkin lima gol bunuh diri terjadi secara spontan. PSSI harus mengungkap dalangnya. Kalau masih mau dipercaya masyarakat, PSSI harus bertindak tegas dan menegakkan aturan sebenar-benarnya,” ungkap Fuad yang juga mengelola Sekolah Sepak Bola ASIOP Apacinti.

PSSI juga mesti mawas diri karena ”sepak bola gajah” bisa terjadi karena ada celah yang bisa dimanfaatkan klub. Pertandingan terakhir babak delapan besar Liga Super Indonesia yang berlangsung 29 dan 30 Oktober, misalnya, semula dijadwalkan dalam jam berbeda meski pertandingan berada dalam satu grup. Jam pertandingan baru disamakan menjadi pukul 15.30 pada Senin (27/10/2014).

”Jangan heran kalau banyak tim yang berani seenaknya sendiri. PSSI saja masih suka ’main-main’ dengan aturan,” ungkap Fuad.

Semifinal ditunda

Sementara PT Liga Indonesia sebagai penyelenggara liga sepak bola di Indonesia menyambut baik keputusan Komisi Disiplin PSSI yang mendiskualifikasi PSS dan PSIS dari Divisi Utama. PT Liga memutuskan untuk menunda laga semifinal seperti diminta Komisi Disiplin.

”Buat kami, penundaan itu tidak menjadi masalah karena jadwal semula liga Divisi Utama ini akan selesai pada 15 November. Kalaupun mundur satu atau dua minggu, tidak akan mengganggu jadwal kompetisi lainnya ataupun kegiatan para pemain di luar liga Divisi Utama,” papar Chief Executive Officer PT Liga Indonesia Joko Driyono.

Tentang pengganti PSS dan PSIS untuk semifinal, dijelaskan Joko, jika merunut pada klasemen, tim yang berhak menggantikan kedua tim adalah Persiwa Wamena dan PSGC Ciamis. Akan tetapi, Joko memahami Komisi Disiplin belum sepenuhnya setuju karena Persiwa mempunyai sejarah WO ketika seharusnya bertanding melawan PSS di Kuningan, 18 Oktober.

PT Liga menyerahkan sepenuhnya kepada Komisi Disiplin mengenai kemungkinan adanya sanksi susulan terhadap manajemen dan pelatih kedua tim, wasit, serta petugas pertandingan lainnya. (OKI/RIZ/OTW)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Borneo FC Dapat Pelajaran dari Persib Jelang Championship Series

Borneo FC Dapat Pelajaran dari Persib Jelang Championship Series

Liga Indonesia
Keriuhan Media Sosial Saat Timnas U23 Indonesia Singkirkan Korsel

Keriuhan Media Sosial Saat Timnas U23 Indonesia Singkirkan Korsel

Liga Indonesia
Hasil Rans Nusantara vs Persija 0-1: Gustavo Pahlawan Macan Kemayoran

Hasil Rans Nusantara vs Persija 0-1: Gustavo Pahlawan Macan Kemayoran

Liga Indonesia
Borneo FC Alami 3 Kekalahan Beruntun, Pieter Huistra Tidak Cari Kambing Hitam

Borneo FC Alami 3 Kekalahan Beruntun, Pieter Huistra Tidak Cari Kambing Hitam

Liga Indonesia
Rekor Dunia Cricket Pecah di Seri Bali Bush Internasional

Rekor Dunia Cricket Pecah di Seri Bali Bush Internasional

Sports
Thomas & Uber Cup 2024, Tim Indonesia Siap Tempur!

Thomas & Uber Cup 2024, Tim Indonesia Siap Tempur!

Badminton
Sepak Bola Indonesia Sedang Naik Daun

Sepak Bola Indonesia Sedang Naik Daun

Liga Indonesia
5 Fakta Statistik Timnas U23 Indonesia Vs Korea Selatan

5 Fakta Statistik Timnas U23 Indonesia Vs Korea Selatan

Timnas Indonesia
Yonhap Kritik Keras Timnas U23 Korsel: Lemah Bertahan dan Tidak Disiplin!

Yonhap Kritik Keras Timnas U23 Korsel: Lemah Bertahan dan Tidak Disiplin!

Timnas Indonesia
Korsel Takluk dari Indonesia, Arhan Hibur Rekan Setimnya di Suwon FC

Korsel Takluk dari Indonesia, Arhan Hibur Rekan Setimnya di Suwon FC

Timnas Indonesia
4 Fakta Indonesia Vs Korsel: Pulangkan Negara Asal, Ambisi STY Tercapai

4 Fakta Indonesia Vs Korsel: Pulangkan Negara Asal, Ambisi STY Tercapai

Timnas Indonesia
Timnas U23, Lelaki Muda Kokoh dan Jalur Langit

Timnas U23, Lelaki Muda Kokoh dan Jalur Langit

Internasional
Indonesia ke Semifinal Piala Asia U23, Keyakinan STY Terbukti, Punya 'Mantra Sakti'

Indonesia ke Semifinal Piala Asia U23, Keyakinan STY Terbukti, Punya "Mantra Sakti"

Timnas Indonesia
Tebus Kegagalan di Piala AFF U23, Ernando Ingin Juara Piala Asia U23 demi STY

Tebus Kegagalan di Piala AFF U23, Ernando Ingin Juara Piala Asia U23 demi STY

Timnas Indonesia
Momen Ragnar, Jay, dan Thom Haye Nobar Laga Indonesia Vs Korsel

Momen Ragnar, Jay, dan Thom Haye Nobar Laga Indonesia Vs Korsel

Timnas Indonesia
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com