Di turnamen ini, Indonesia semakin mengalami penyurutan pretasi. Tantangan meraih emas SEA Games pun semakin terasa berat setelah Bambang Pamungkas dan kawan-kawan juga menelan kegagalan di ajang Piala Tiger setelah dikalahkan Thailand 2-1 di partai final.
Meski di laga pertama Grup A mampu menang 1-0 atas Laos berkat gol Bepe, posisi Indonesia berada di ujung tanduk karena di pertandingan kedua mereka takluk 0-1 dari tuan rumah Vietnam. Mau tidak mau, Indonesia pun harus menjalani partai hidup mati melawan Thailand agar bisa lolos ke semifinal.
Namun, semangat Bepe dan kawan-kawan hancur lebur melihat keperkasaan Thailand bermain. Skuad asuhan Sergei Dubrovin itu pun harus rela dibobol enam kali tanpa mampu memberikan perlawan berarti. Indonesia pun pulang lebih cepat dan kembali menelan kegagalan pada ajang kali ini di awal kepemimpinan Ketua Umum PSSI Nurdin Halid.
2005, Bacolod, Filipina
Tidak ada yang berubah dengan penampilan timnas Indonesia pada ajang SEA Games 2005. Pada tahun ini, untuk kali pertama, Indonesia menurunkan skuad U-23. Meski mampu lolos dari putaran grup B yang dihuni Vietnam, Singapura, Laos, dan Myanmar, Garuda Muda kembali melepas emas setelah dikalahkan Thailand 3-1 di partai semifinal.
Meski gagal mempersembahkan medali emas, pelatih timnas Indonesia kala itu, Peter Withe, menyatakan, bermain di babak semifinal melawan Thailand adalah hasil terbaik yang bisa diraih timnas Indonesia dengan persiapan yang pendek serta didukung buruknya kompetisi sepak bola di Tanah Air.
"Bisa dilihat dalam pertandingan tadi bagaimana pemain-pemain Thailand yang memiliki banyak pengalaman di klub bermain. Sementara sebagian besar pemain Indonesia tak begitu banyak yang diberi kesempatan bermain di klub," kata Withe. (Kompas, Sabtu 30 Desember 2005)
2007, Nakhon Ratchasima, Thailand
Ivan Venko Kolev, pelatih asal Bulgaria, yang pernah membesut Indonesia pada 2002-2004, kembali dipercaya untuk memimpin skuad Garuda di ajang SEA Games 2007, menggantikan Peter Withe. Namun, jutaan impian pencinta sepak bola Tanah Air meraih emas kembali terkubur karena Indonesia kembali tersingkir di babak penyisihan grup A.
Jumat 7 Desember, tanggal pertandingan antara Thailand dan tim Merah Putih digelar, menjadi puncak kelabu persepakbolaan Indonesia. Ditambah berbagai kekisruhan di tubuh PSSI, tahun 2007 menjadi periode paling gelap bagi olahraga terpopuler di negara berpenduduk lebih dari 200 juta jiwa ini.
Gol dari Teeratep Winothai dan Anon Sangsonai yang hanya dibalas Jajang Mulyana memastikan kegagalan tim Merah Putih ke semifinal SEA Games 2007 karena kalah selisih gol dari Myanmar, yang pada pertandingan sebelumnya menaklukkan Kamboja 6-2.
2009, Vientiane, Laos
Penampilan timnas U-23 yang akan menjadi wakil Indonesia di ajang SEA Games ini sudah menunjukkan kekhawatiran dari berbagai laga uji coba yang digelar sepanjang 2009. Maklum, tim besutan trio pelatih asal Uruguay, Alberto Bica, Gabriel Gabriel Jorge Anom, dan Francisco Morales, ini berturut-turut ditaklukkan tim senior Iran 0-5, timnas U-23 Iran 1-2, Malaysia 0-1, Singapura 0-2, dan dan Malaysia 1-3.
Di ajang kali ini, skuad timnas U-23 memang mendapat suntikan kekuatan ketika bomber Persipura Jayapura, Boaz Solossa, yang sudah malang melintang di timnas senior, diikutsertakan. Namun, nasib baik belum berpihak kepada skuad Garuda Muda. Bahkan, ini adalah kali pertama dalam sejarah Indonesia gagal di putaran grup dengan status sebagai juru kunci grup B.
Indonesia tidak pernah meraih kemenangan sama sekali di putaran grup. Setelah bermain imbang 2-2 melawan Singapura di laga pertama, konsisi sepak bola Indonesia berada di titik nadir kehancuran setelah diempaskan Laos 0-2 dan dibekuk Myanmar 1-3.
2011, Jakarta, Indonesia
Kondisi sepak bola Tanah Air belum juga membaik. Bahkan, keadaan semakin tidak jelas arahnya setelah kisruh dalam tubuh organisasi PSSI semakin menjadi-jadi dengan adanya dualisme kompetisi. Belum lagi dengan kekalahan di final Piala AFF 2010 dari Malaysia yang begitu menyakitkan hati.