Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ballon d'Or, Celotehan Blatter dan Adanya Kemungkinan "Messi Lagi... Messi Lagi"

Kompas.com - 31/10/2013, 21:59 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

KOMPAS.com - Sejak diterapkan tiga tahun silam, pelaksanaan FIFA Ballon d'Or hanya memunculkan satu nama sebagai pemain terbaik dunia. Pemain tersebut adalah Lionel Messi, bintang Barcelona dan tim nasional Argentina.

Dalam sejarahnya, FIFA Ballon d'Or merupakan ajang hasil peleburan antara FIFA Player of The Year dan UEFA Ballon d'Or. Total, Messi sudah tiga kali beruntun merengkuh gelar individu tertinggi bagi pesepakbola di kolong langit ini. Jika ditambah dengan gelar sebelumnya, yakni saat sebelum peleburan, artinya La Pulga telah empat kali beruntun berpredikat sebagai pemain terbaik dunia.

Terlepas dari bakat hebatnya sebagai seorang pesepakbola, terpilihnya Messi beberapa kali memunculkan polemik. Hal itu karena beberapa kali Messi terpilih ketika di saat yang sama, dia menjalani musim yang kurang meyakinkan bersama klubnya, Barcelona maupun bersama timnas Argentina.

Tentu masih terngiang dalam ingatan kita ketika tahun 2010. Saat itu, insan sepak bola sebenarnya lebih meyakini gelar Ballon d'Or akan jatuh ke tangan salah satu pemain tim nasional Spanyol yang saat itu menjadi juara Piala Dunia, ataupun salah satu pemain Inter Milan, yang pada tahun yang sama menjalani musim luar biasa dengan meraih treble winner, yakni Juara Serie-A, Coppa Italia, dan Liga Champions.

Dua orang punggawa El Matador, yakni Xavi Hernandez dan Andres Iniesta memang masuk tiga besar. Namun satu nama yang tersisa bukanlah pemain yang berasal dari Inter, melainkan siapa lagi kalau bukan Messi. Padahal saat itu publik memperkirakan Wesley Sneijder atau Diego Milito lah yang pantas masuk. Keduanya dipandang memiliki peran besar dalam mengantarkan Inter meraih "si kuping besar", mengempaskan Bayern Muenchen di partai final.

Namun apa daya, pada akhirnya Messi lah yang menjadi pemenangnya. Padahal saat itu, dia "hanya" mampu meraih satu gelar, yakni juara La Liga 2009/2010. Walalupun pada saat yang sama, dia mampu menjadi pencetak gol terbanyak dengan 34 gol.

Sementara di Liga Champions, langkahnya bersama Les Cules harus terhenti di semifinal. Dan di Piala Dunia 2010 lebih parah lagi. Messi seakan tak bisa berbuat apa-apa saat Argentina dipermak Jerman empat gol tanpa balas.

Kritikan Mourinho

AFP/CARL DE SOUZA Jose Mourinho
Adalah sosok Jose Mourinho yang mengkritik sistem pemilihan Ballon d'Or yang menurutnya tak transparan dan dicurigai sarat kecurangan. Hal itu dikemukakannya saat Messi terpilih kembali sebagai pemain terbaik 2011. Menurut Mou, sistem pemilihan dengan cara voting tak dapat dijadikan acuan bagi prestasi seorang pemain.

Dalam Ballon d'Or, semua negara anggota FIFA mengirimkan masing-masing tiga orang yang memiliki hak pilih. Mereka adalah kapten tim nasional, pelatih tim nasional dan salah satu wartawan sepakbola di negara tersebut.

Di tahun 2011, Mou berpendapat jika tanpa voting, Cristiano Ronaldo-lah yang harusnya menang. Saat itu, Ronaldo berhasil meraih gelar el pichichi dengan raihan 40 gol. Unggul sembilan gol dari Messi yang duduk di posisi kedua.

Terlepas dari faktor keberhasilan Messi merengkuh dua gelar bersama El Barca, yakni juara La Liga dan Liga Champions, toh Messi juga terpilih di tahun sebelumnya berkat raihan gol terbanyaknya. Dan Ballon d'Or juga merupakan  prestasi individu seorang pesepakbola.

Saat itu, dalam malam penganugerahan yang digelar di bulan Januari 2012, Mourinho dan Ronaldo memilih tak datang.

Setahun berselang, yakni saat Messi kembali terpilih sebagai pemain terbaik dunia 2012, Mourinho kembali melancarkan kritikannya. Menurut Mou, Ronaldo lebih berhak memenangi Ballon d'Or 2012 karena menjuarai La Liga dan berhasil membawa Portugal hingga babak semifinal Euro 2012.

Sementara Messi, gagal mempertahankan gelar juara La Liga, kendati mampu menciptakan 50 gol di La Liga. Dia mengungguli Ronaldo yang menciptakan 46 gol.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rekor Dunia Cricket Pecah di Seri Bali Bush Internasional

Rekor Dunia Cricket Pecah di Seri Bali Bush Internasional

Sports
Thomas & Uber Cup 2024, Tim Indonesia Siap Tempur!

Thomas & Uber Cup 2024, Tim Indonesia Siap Tempur!

Badminton
Sepak Bola Indonesia Sedang Naik Daun

Sepak Bola Indonesia Sedang Naik Daun

Liga Indonesia
5 Fakta Statistik Timnas U23 Indonesia Vs Korea Selatan

5 Fakta Statistik Timnas U23 Indonesia Vs Korea Selatan

Timnas Indonesia
Yonhap Kritik Keras Timnas U23 Korsel: Lemah Bertahan dan Tidak Disiplin!

Yonhap Kritik Keras Timnas U23 Korsel: Lemah Bertahan dan Tidak Disiplin!

Timnas Indonesia
Korsel Takluk dari Indonesia, Arhan Hibur Rekan Setimnya di Suwon FC

Korsel Takluk dari Indonesia, Arhan Hibur Rekan Setimnya di Suwon FC

Timnas Indonesia
4 Fakta Indonesia Vs Korsel: Pulangkan Negara Asal, Ambisi STY Tercapai

4 Fakta Indonesia Vs Korsel: Pulangkan Negara Asal, Ambisi STY Tercapai

Timnas Indonesia
Timnas U23, Lelaki Muda Kokoh dan Jalur Langit

Timnas U23, Lelaki Muda Kokoh dan Jalur Langit

Internasional
Indonesia ke Semifinal Piala Asia U23, Keyakinan STY Terbukti, Punya 'Mantra Sakti'

Indonesia ke Semifinal Piala Asia U23, Keyakinan STY Terbukti, Punya "Mantra Sakti"

Timnas Indonesia
Tebus Kegagalan di Piala AFF U23, Ernando Ingin Juara Piala Asia U23 demi STY

Tebus Kegagalan di Piala AFF U23, Ernando Ingin Juara Piala Asia U23 demi STY

Timnas Indonesia
Momen Ragnar, Jay, dan Thom Haye Nobar Laga Indonesia Vs Korsel

Momen Ragnar, Jay, dan Thom Haye Nobar Laga Indonesia Vs Korsel

Timnas Indonesia
STY Bikin Sepak Bola Korsel Menangis, Beri yang Terbaik untuk Indonesia

STY Bikin Sepak Bola Korsel Menangis, Beri yang Terbaik untuk Indonesia

Timnas Indonesia
Hasil Persib Vs Borneo FC, Catatan Hodak Usai Jungkalkan Juara Reguler Series

Hasil Persib Vs Borneo FC, Catatan Hodak Usai Jungkalkan Juara Reguler Series

Liga Indonesia
Timnas Indonesia Libas Korsel, Shin Tae-yong Disebut seperti Menang KO

Timnas Indonesia Libas Korsel, Shin Tae-yong Disebut seperti Menang KO

Timnas Indonesia
Shin Tae-yong Bicara Kans Indonesia ke Final Piala Asia U23 2024

Shin Tae-yong Bicara Kans Indonesia ke Final Piala Asia U23 2024

Timnas Indonesia
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com