Untuk latihan fisik standar sama dengan pelatih-pelatih di dunia ataupun di Indonesia. Mungkin periodesasinya yang berbeda. Misalnya, latihan terlalu berat kita takutnya puncak permainan anak-anak justru sebelum turnamen. Tapi, latihan terlalu ringan kita takutnya setelah event habis mereka baru mencapai puncaknya. Nah, disinilah perbedaan seorang pelatih. Jadi, kami sangat bersyukur dengan BTN karena apa yang kita minta selalu didukung dengan baik dan orang-orang sport science dilibatkan di dalamnya.
Lalu apa yang salah selama ini mengenai pembinaan usia muda?
Pengelolaan dan penataan yang salah. Tetapi kan sekarang arah untuk perbaikan itu sudah terlihat. Pelatih sekarang diberikan keleluasaan penuh dan tidak ada lagi manajer. Biasanya kan di samping pelatih ada manajer dan dia biasanya colek sana colek sini. Kalau sekarang pemilihan pemain tidak ada intervensi dari orang lain. Jadi, kalau kita kalah kemarin itu tanggung jawab penuh pelatih.
Pembinaan usia muda yang baik menurut Anda?
Kalau saya berpikir seperti ini. Pembinaan usia muda, misalnya, World Cup usia muda itu kan biasanya digelar dua tahun sekali. Jadi, kalau Indonesia ini misalnya kita anggap dunia mini, kita juga seharusnya membuat turnamen seperti itu. Kita bisa memulai membuat kompetisi di level pengurus provinsi, seperti antarkecamatan atau kabupaten. Lalu pada tahun genap kita buat untuk tingkat nasional. Kalau hal seperti ini dilakukan 10 tahun lagi, percayalah, tidak ada yang bisa melawan Indonesia.
Sekarang Pak Djoko (Driyono - Sekretaris Jenderal PSSI) ingin membuat konsep itu. Tapi sayangnya PSSI tidak hanya mengurusi pusat. Terkadang memang ada kendala di pengurus-pengurus provinsinya. Misalnya, saya pernah ke salah satu pengprov meminta untuk menyeleksi pemain, tetapi itu tidak jadi lalu batal. Mungkin hal itu terjadi karena saat itu posisi saya tergunjang-ganjing oleh Blanco. Padahal, saya kan bisa memberi informasi ke pelatih siapa pun itu.
Cara-cara seperti itu yang seharusnya pengprov bisa bantu PSSI karena pemain-pemain bertalenta sangat banyak di daerah-daerah. Jadi saya hanya berharap itu saja. Mudah-mudahan ini dapat dijadikan momentum awal kita dan pengurus juga sudah banyak ide sekarang. Kita harus menjadikan momentum ini sebagai perbaikan.
Peluang di kualifikasi Piala Asia U-19?
Terakhir kita dengan Korea Selatan kalah 1-2. Tapi, saya yakin nanti kita bisa bermain berbeda nanti. Kemarin tim scouting Iran datang untuk melihat kita begitu juga dengan Jepang. Untuk Laos jangan dipikir kita akan mudah melawan mereka. Kalau Filipina mungkin kita bisa mengatasi mereka. Tetapi, kalau Laos kita harus waspada. Untungnya juga kita melawan Korea Selatan di pertandingan terakhir. Tetapi, Saya yakin jika scouting benar, standar dan parameter yang diterapkan jelas kita akan selalu bisa bicara banyak dan di kualifikasi Piala AFC pun kita bisa lolos.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.