Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Chicharito" Layak Bermain di LPI

Kompas.com - 31/03/2011, 07:03 WIB

Belum pernah ada (pertemuan). Kami kan dari dulu mengajukan diri, tetapi PSSI enggak pernah respek. Kami hanya menunggu karena enggak mungkin LPI yang mengundang PSSI.

Apakah LPI enggak takut kalau akhirnya dicap menjadi biang persoalan jika PSSI dibekukan?

Enggak takut. Masyarakat sudah pintar dan bisa menilai. Walaupun dibekukan, pengurusnya yang enggak benar. Itu bukan karena LPI, meskipun kami bisa dikambinghitamkan oleh pengurus. Namun, masyarakat kita sudah pintar. Kita yakin yang akan menjadi pengurus PSSI 2011-2015 adalah pengurus baru. Terjadi revolusi kepemimpinan. Pengurus yang sekarang ini tidak mungkin jadi pengurus lagi. Pertama, mereka telah gagal. Kedua, tidak memenuhi syarat Statuta FIFA. Lebih dari itu, pengurus yang sekarang sering kali memanipulasi fakta dan data. Kita sebagai bangsa Indonesia malu yah karena organisasi sebesar FIFA dimanipulasi.      

Menurut Anda, bagaimana konsep afiliasi atau penggabungan yang sesuai antara LPI dan kompetisi yang sudah ada di PSSI selama ini? Apakah akan dibentuk seperti era Galatama dan perserikatan seperti dulu atau bagaimana? (ade_laziale@yahoo.com)

Tentu saja kita akan menyerahkan kebijakan kepada kepengurusan PSSI yang baru. Saya tidak bisa mengira-ngira jawabannya seperti apa. Kita serahkan saja kebijakannya kepada kepengurusan yang baru. Namun yang jelas, LPI ini sudah profesional, artinya sudah tidak menggunakan uang rakyat. Klub-klub yang menggunakan dana APBD di kompetisi lain harus mempertanggungjawabkan itu dulu. Mereka harus membuat laporan yang diperiksa kantor akuntan publik karena semua klub LPI diperiksa oleh kantor akuntan publik. Jadi, ini yang harus dilakukan dulu.

Kita juga tahu bahwa tidak semua klub di kompetisi lain menggunakan dana ABPD. Namun, klub-klub lain yang menggunakan ABPD harus membuat laporan. Kan itu uang rakyat sehingga harus dilaporkan kepada rakyat, ke mana uang itu bergulir. Mereka sudah menggunakan dana APBP cukup lama sejak 2005. Artinya, lima tahun harus melaporkan itu. Pasalnya, semua klub LPI, termasuk yang pernah tampil di kompetisi lain, kami periksa melalui kantor akuntan publik. Kebetulan, kantor akuntan publiknya itu kelas dunia sehingga diperiksanya tidak sembarangan.

Bahwa nanti ada penggabungan atau tidak, biar itu menjadi kebijakan kepengurusan PSSI yang baru. Namun, syaratnya harus sama. Pertama, klub harus memiliki PT. Dulu saya memverifikasi klub di Jawa Tengah, kebanyakan klub yang mengaku profesional tidak punya PT, tetapi masih CV. Jadi, kalau betul-betul profesional, harus berbadan hukum PT, bukan CV atau yayasan. Waktu kita melakukan survei sebelum LPI bergulir, kebanyakan badan hukum klub adalah CV atau yayasan. Ini harus diperbaiki.  

Bagaimana verifikasi antara tim yang benar-benar profesional dan masih amatir? (ade_laziale@yahoo.com)

Dari task force-nya FIFA dan AFC, profesional. Komisi harus berbadan hukum karena ini bisnis dan industri. Tentu saja, kedua, keuangannya harus diperiksa akuntan. Banyak klub yang membuat laporan keuangannya pakai program Excel. Jadi, uang masuk-keluar. Kan tidak seperti itu pembukuan akuntansi yang benar.    

Apakah nanti ada konsep merger?

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

3 Poin yang Harus Dilakukan Timnas U23 Jelang Lawan Uzbekistan

3 Poin yang Harus Dilakukan Timnas U23 Jelang Lawan Uzbekistan

Timnas Indonesia
Piala Asia U23 2024, Pengamat Soroti Mental Pemain Indonesia Saat Bekuk Korsel

Piala Asia U23 2024, Pengamat Soroti Mental Pemain Indonesia Saat Bekuk Korsel

Timnas Indonesia
Ernando Sukses Eksekusi Penalti di Piala Asia U23, Trik dari Pelatih

Ernando Sukses Eksekusi Penalti di Piala Asia U23, Trik dari Pelatih

Timnas Indonesia
Thomas Cup 2024, Fajar/Rian Enggan Terbebani Status sebagai Ujung Tombak

Thomas Cup 2024, Fajar/Rian Enggan Terbebani Status sebagai Ujung Tombak

Badminton
Pelatih Persik Dukung Timnas U23 Indonesia, Senang Lihat Jeam Kelly Sroyer

Pelatih Persik Dukung Timnas U23 Indonesia, Senang Lihat Jeam Kelly Sroyer

Liga Indonesia
Pensiun Usai Thomas Cup 2024, Momota Bakal Rindu Ginting-Axelsen

Pensiun Usai Thomas Cup 2024, Momota Bakal Rindu Ginting-Axelsen

Badminton
4 Fakta Persebaya Vs Persik, Bajul Ijo Tak Mau Lagi Disakiti Mantan

4 Fakta Persebaya Vs Persik, Bajul Ijo Tak Mau Lagi Disakiti Mantan

Liga Indonesia
Pengamat Malaysia Sebut Timnas U23 Indonesia Main Tanpa Rasa Takut

Pengamat Malaysia Sebut Timnas U23 Indonesia Main Tanpa Rasa Takut

Timnas Indonesia
Hasil New England Vs Inter Miami 1-4: Dikejutkan Gol 37 Detik, Messi Mengamuk

Hasil New England Vs Inter Miami 1-4: Dikejutkan Gol 37 Detik, Messi Mengamuk

Liga Lain
Aji Santoso Sebut Prestasi Timnas U23 Indonesia Bukan karena Keberuntungan

Aji Santoso Sebut Prestasi Timnas U23 Indonesia Bukan karena Keberuntungan

Timnas Indonesia
Berjaya di Eropa, Sayu Bella Raih Kemenangan Balap Sepeda untuk Kedua Kalinya

Berjaya di Eropa, Sayu Bella Raih Kemenangan Balap Sepeda untuk Kedua Kalinya

Sports
Mo Salah Ribut dengan Klopp: Akan Ada Api jika Saya Berbicara

Mo Salah Ribut dengan Klopp: Akan Ada Api jika Saya Berbicara

Liga Inggris
Ernando dan Karakter Adu Penalti

Ernando dan Karakter Adu Penalti

Timnas Indonesia
Jadwal MotoGP Spanyol 2024: Balapan Malam Ini, Marc Marquez Start Terdepan

Jadwal MotoGP Spanyol 2024: Balapan Malam Ini, Marc Marquez Start Terdepan

Motogp
Piala Thomas 2024: Jonatan Dikejutkan Lawan, Menang berkat Ubah Pendekatan

Piala Thomas 2024: Jonatan Dikejutkan Lawan, Menang berkat Ubah Pendekatan

Badminton
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com