"Gazza baik dengan orang lain. Dia selalu ingin menyenangkan orang. Bahkan, dia bisa melakukan apa saja demi orang lain, meski dirinya menjadi korban, demikian kesaksian salah satu rekan dekatnya, Steve Bruce, yang kini menjadi pelatih Wigan Athletic.
Publik sempat kembali bangga dan berharap dia akan baik-baik saja, ketika merintis karier pelatih. Bahkan, banyak yang berharap kegeniusannya kembali muncul meski sebagai pelatih, saat dia menangani Boston dan Kattering. Namun, dia hanya bertahan 77 hari di kedua klub itu.
Gazza memang seolah punya kepribadian ganda. Di samping kejeniusan dan sifat baiknya kepada orang lain, dia termasuk ugal-ugalan dan tak terkontrol hidupnya. Dia termasuk pemabuk ulung yang sempat kolaps karenanya. Dia juga sering bertingkah kekanak-kanakan, hingga menyulitkan dirinya sendiri uga orang lain.
Ataukah setiap pemain genius memiliki sisi lain yang unik, nyentrik, sekaligus menyimpang? Gazza tak sendiri. Ada pemain genius lain yang seperti dia, seperti Diego Maradona, George Best dan Garrincha yang jalur hidupnya dipenuhi puja-puji, sekaligus kutukan dan juga rasa haru yang terkadang menguras air mata.
Kini, Gazza seolah berada pada episode paling menegangkan. Gangguan kejiwaannya diperkirakan berada pada tingkat paling parah. Bahkan BBC menyebutkan, jika dulu dia cukup mendapat bantuan Alan Shearer untuk sembuh, kini dia butuh bantuan dari siapa saja.
Oh, Gazza. Jalur hidupmu memang berliku dan selalu penuh ketegangan. (Hery Prasetyo)
Episode-episode Penting dalam Jalur (Hidup) Gazza
13 April 1985
Tepat berumur 17 tahun, dia membuat debut Premier League bersama Newcastle United saat lawan Queens Park Rangers.
September 1985
Gazza menceta gol pertama untuk Newcastle, saat lawan Oxford United.
April 1986
Menerima kartu merah pertama, karena memukul pemain Birmingham, Robert Hopkin.