Indra Sjafri Ungkap 4 Parameter Pemain Bisa Masuk Timnas Indonesia

KOMPAS.com - Seorang pemain harus memiliki empat parameter untuk bisa masuk timnas Indonesia, demikian menurut Indra Sjafri.

Pria yang saat ini menjabat sebagai Direktur Teknik PSSI itu menghabiskan hampir seluruh kariernya sebagai pelatih timnas Indonesia.

Indra Sjafri tercatat baru satu kali melatih klub yakni Bali United pada 2015-2016.

Berdasarkan pengalamannya melatih timnas Indonesia berbagai kelompok usia, Indra Sjafri mengungkapkan empat parameter yang harus dimiliki seorang pemain untuk masuk ke timnas Indonesia.

Empat parameter yang dimaksud meliputi kemampuan taktikal dan kecerdasan sepak bola, fisik, dan mental.

"Hampir semua pelatih yang dilihat pertama skill, kedua kemampuan taktikal dan kecerdasan sepak bola, ketiga fisik secara keseluruhan, empat mental," ucap Indra Sjafri yang dilansir dari Youtube Hanif & Rendy Show.

"Empat-empatnya harus jadi parameter, ukuran tingkat nasional, pemain level seperti apa yang bisa masuk tim nasional," ucap dia.

Menurut Indra, keempat parameter itu kadang-kadang belum diketahui oleh banyak pihak, termasuk juga pelatih itu sendiri.

Maka dari itu, tidak mengherankan apabila seorang pelatih timnas Indonesia mendapat banyak kritikan karena tidak memasukkan pemain-pemain tertentu dalam skuadnya.

"Kadang-kadang para pelatih banyak diprotes oleh para pelatih klub atau orang tua atau netizen, kenapa pemain ini masuk, kenapa yang ini enggak masuk."

"Pasti para pelatih menggunakan empat itu tadi sebagai parameter," kata Indra Sjafri lagi.

Bagi Indra Sjafri sendiri, mental merupakan parameter yang paling penting yang harus dimiliki seorang pemain jika ingin bergabung dengan timnas Indonesia.

Pria asal Sumatra Barat ini menilai kondisi mental seorang pemain jauh lebih penting daripada skill dan pengatahuannya tentang sepak bola.

Untuk itu, dalam menyeleksi pemain, Indra selalu mengedepankan urusan mental dibanding parameter yang lain.

"Kalau saya yang pertama dilihat itu mental," ujar Indra Sjafri. 

"Kenapa itu penting, karena sukses atau tidaknya seseorang ditentukan oleh skill 20 persen, sisanya 80 persen (karena) mental dan spiritual," katanya. (Hugo Hardianto Wijaya)