Pernyataan itu disampaikan Yesayas pada sela acara diskusi Penyampaian Visi dan Misi Calon Ketua PSSI Periode 2019-2023 di Wisma Kemenpora, Jakarta, Rabu (30/10/2019).
Menurut Yesayas, selama ini, PSSI kerap diisi oleh orang-orang yang tak sepenuhnya berkompeten di dunia sepak bola.
"Kita sebaiknya menempatkan the right man on the right place, mulai dari Exco yang dipilih oleh voters di kongres sampai kepada jabatan direktur," kata Yesayas.
"Misalnya, direktur tim nasional, ya harus diisi oleh orang yang menguasai teknik, bukan pengusaha, atau misalnya direktur wasit, ya harus dijabat oleh orang yang berlatar belakang wasit," ucapnya.
Mantan pewarta harian Kompas itu juga menjelaskan bahwa PSSI kerap dijadikan ajang menembus dunia politik.
Situasi itu dinilai Yesayas bisa menimbulkan konflik dan pada akhirnya berdampak negatif terhadap perkembangan sepak bola nasional.
Yesayas sendiri menegaskan bahwa niatnya maju menjadi calon ketua umum PSSI untuk memperbaiki sepak bola Indonesia.
"Saya berharap, dari semua calon, tidak ada yang membawa kepentingan politik atau pribadi, tetapi sepak bola-lah yang diutamakan," ucapnya.
"Kebetulan saya datang dari latar belakang sepak bola juga, dan saya memang ingin memperbaiki sepak bola," tutur dia.
Pria yang sudah meliput tiga edisi Piala Dunia, yaitu 1990, 1994, dan 2006 itu juga menyinggung soal Exco yang selama ini kerap tidak satu suara.
Hal itu diyakini Yesayas karena para Exco melakukan rangkap jabatan, misalnya ada yang merupakan pemlik klub.
"Selama ini, ada satu anggota Exco yang ternyata pemilik klub, bahkan klubnya lebih dari satu di level-level yang berbeda," katanya.
"Jadi, kalau mau berjalan benar, Exco PSSI tidak boleh memiliki klub. Jangan sammpai dia merangkap juga jadi pemilik atau CEO di klub," kata Yesayas.
https://bola.kompas.com/read/2019/10/30/19400098/yesayas-oktavianus--pssi-harus-ditangani-orang-yang-paham-sepak-bola