KOMPAS.com – Pelatih Persebaya Surabaya, Uston Nawawi, menepis anggapan perihal Bruno Moreira yang terlalu mencolok di setiap permainan tim sepanjang 23 pekan Liga 1 2023-2024 bergulir.
Permainan tim dirasa monoton karena terlalu bergantung pada sosoknya.
Anggapan tersebut bukan tanpa sebab. Selama ini, bola lebih banyak ditujukan kepada pemain asal Brasil tersebut yang dengan skill individunya dapat merangsek ke lini pertahanan lawan dari area sayap kiri.
Hal itu dirasa membuat permainan Persebaya kurang cair dan tidak seperti gaya permainan yang selama ini ditunjukkan tim yang mengandalkan umpan-umpan pendek melalui kolektivitas tim.
Baca juga: Gonta Ganti Pelatih Buat Persebaya Kehilangan Jati Diri
Anggapan Persebaya terlalu bergantung pada sosok bernama lengkap Bruno Moreira Soares itu menurut dia tidak fair.
Ia pun menilai pemain Persebaya dari lini pertahanan hingga lini serang bermain sebagai satu tim yang utuh dan tidak ada ketergantungan dengan satu-dua pemain saja.
"Menurut saya, itu tidak fair, kalau pemain bergantung pada Bruno, khususnya Bruno ini bagus ya," ujar Uston Nawawi.
Sejauh ini, pemain berusia 24 tahun itu memang menjadi pemain paling subur sekaligus paling moncer di Persebaya sepanjang musim ini. Ia telah mengemas 9 gol dan 2 asisst dari 20 kali main.
Baca juga: Persebaya Didenda Rp 220 Juta gara-gara Flare, Siap Ajukan Banding
Catatan tersebut melampaui torehannya di periode pertama berkarier di Liga Indonesia musim 2021-2022 lalu. Saat itu, Bruno Moreira mencetak 7 gol dan 3 assist dari 29 kali main, membawa tim finis di posisi ke-5 di akhir musim.
Uston Nawawi juga membantah ada problem chemistry antarpemain karena dianggap terlalu bergantung pada satu pemain.
Menurut dia, tidak ada masalah chemistry antarpemain. Jadwal kompetisi yang cukup padat menjadi biang dari inkonsistensi performa Persebaya di beberapa laga terakhir.
"Untuk chemistry tidak ada masalah memang jadwal kami padat. Untungnya tidak ada pemain cedera," katanya.
Seperti diketahui performa Persebaya dalam beberapa laga terakhir bisa dibilang terjun bebas dari target di awal kompetisi Liga 1 2023-2024 untuk masuk dalam bursa perebutan gelar juara musim ini.
Rentetan sembilan laga tanpa kemenangan dengan rincian 5 kali seri dan 4 kali kalah membuat tim berjuluk Bajul Ijo itu terdampar di posisi ke-13 dengan perolehan 26 poin.
Imbas dari buruknya permainan di beberapa laga terakhir, posisi Persebaya bisa dibilang dalam bahaya. Tim hanya berjarak lima poin dengan tim penghuni zona degradasi, Arema FC, yang berada di posisi ke-16 dengan perolehan 21 poin.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.