Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Klub Serie C Italia Tiba-tiba Muncul dalam Riuh European Super League…

Kompas.com - 22/12/2023, 07:40 WIB
Sem Bagaskara

Penulis

KOMPAS.com - Klub kasta ketiga Italia, Pescara, tiba-tiba muncul dalam keriuhan European Super League. Si Lumba-lumba bercanda.

Kontestan Serie C 2023-2024, Pescara, ikut berkomentar soal kegaduhan yang muncul terkait European Super League.

Seperti diketahui, Mahkamah Eropa yakni CJEU (Court of Justice of the European Union), mengeluarkan sebuah putusan pada Kamis (21/12/2023), yang menyatakan FIFA dan UEFA telah melanggar hukum dengan melarang pemain serta klub mengikuti European Super League.

Putusan itu seperti angin segar bagi European Super League. 

"Kami memenangi hak untuk berkompetisi," tutur Bernd Reichart, Bos A22, perusahaan manajemen olahraga yang menyokong pembentukan European Super League.

European Super League merupakan proyek ambisius yang dipelopori oleh 12 klub elite Eropa. Deklarasi pembentukan kompetisi anyar dilakukan pada 19 April 2021 silam.

Namun, hanya dalam waktu sekitar 48 jam, klub-klub penggagas yang mencakup big six Premier League, Atletico Madrid, AC Milan, serta Inter Milan ramai-ramai mundur karena tekanan besar suporter.

Baca juga: Presiden UEFA soal European Super League: Sepak Bola Tidak untuk Diperjualbelikan!

European Super League lalu sempat hanya menyisakan Juventus, Barcelona, dan Real Madrid, sebelum kemudian klub yang disebut pertama memutuskan cabut pada Juni 2023 ini.

Penentangan kembali disampaikan oleh klub-klub elite Premier League, sebagai respons atas putusan Mahkamah Eropa untuk European Super League Kamis (21/12/2023) kemarin.

Raksasa Liga Inggris semodel Man United, Man City, Tottenham, dan Chelsea kompak menyatakan sikap setia kepada UEFA dan menolak keberadaan Liga Super Eropa.

Premier League pun tak sejalan dengan European Super League yang menawarkan format kompetisi anyar berisikan 64 tim dalam tiga divisi, yakni Star, Gold, dan Blue.

Penolakan kepada European Super League juga datang dari klub-klub seperti Bayern Muenchen, Borussia Dortmund, PSG, Atletico Madrid, dan AS Roma

Baca juga: Daftar Tim yang Menolak European Super League, Ada Manchester United dan Bayern

Dalam keriuhan penolakan itu, tiba-tiba muncul klub kasta ketiga Italia beralias I Delfini (Si Lumba-lumba), yakni Pescara.

“Pescara Calcio menegaskan bahwa dikarenakan belum menerima undangan ke Super League, maka klub tidak akan memberikan pernyataan apa pun mengenai masalah tersebut,” demikian status Pescara di media sosial X.

Pescara yang bercanda itu seperti menjadi sebuah hiburan di tengah keriuhan European Super League.

Klub semacam Pescara ini yang dicemaskan akan kian tergerus andai proyek Super League jalan terus.

Klub-klub di luar para elite pun membentuk asosiasi bernama The Union of European Clubs. Asosiasi tersebut didukung oleh Presiden LaLiga, Javier Tebas, yang dikenal tegas menentang European Super League.

“Super League adalah manuver para elite yang bertujuan memusatkan kekuasaan dan keuntungan finansial di tangan segelintir klub, sehingga mengabaikan asas kepantasan,” kata Javier Tebas, dikutip dari The Athletic.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Prediksi Susunan Pemain Timnas U23 Indonesia Vs Uzbekistan, Tanpa Struick

Prediksi Susunan Pemain Timnas U23 Indonesia Vs Uzbekistan, Tanpa Struick

Timnas Indonesia
Hasil Inter Vs Torino: Diwarnai Kartu Merah, Calhanoglu Bawa Nerazzurri Menang

Hasil Inter Vs Torino: Diwarnai Kartu Merah, Calhanoglu Bawa Nerazzurri Menang

Liga Italia
Pemain Uzbekistan: Indonesia Tim Kuat, Jalan Laga Akan Ketat

Pemain Uzbekistan: Indonesia Tim Kuat, Jalan Laga Akan Ketat

Timnas Indonesia
Indonesia Vs Uzbekistan, Tekad Witan dan Pelajaran Piala AFF 2022

Indonesia Vs Uzbekistan, Tekad Witan dan Pelajaran Piala AFF 2022

Timnas Indonesia
Piala Asia U23 2024: Jurus STY Atasi Statistik 'Gila' Uzbekistan

Piala Asia U23 2024: Jurus STY Atasi Statistik "Gila" Uzbekistan

Timnas Indonesia
Hasil Persebaya Vs Persik 2-1, Bajul Ijo Raih Poin Penuh Lewat Gol Dramatis

Hasil Persebaya Vs Persik 2-1, Bajul Ijo Raih Poin Penuh Lewat Gol Dramatis

Liga Indonesia
Kata Bambang Nurdiansyah Soal Pencapaian Timnas U23, Perlu Berwaspada

Kata Bambang Nurdiansyah Soal Pencapaian Timnas U23, Perlu Berwaspada

Timnas Indonesia
Piala Asia U23 2024: STY Amati Uzbekistan, Yakin Indonesia Bisa Beri Pembuktian

Piala Asia U23 2024: STY Amati Uzbekistan, Yakin Indonesia Bisa Beri Pembuktian

Timnas Indonesia
Penjelasan MNC Group soal Nonton Bareng Timnas U23 Indonesia di Piala Asia

Penjelasan MNC Group soal Nonton Bareng Timnas U23 Indonesia di Piala Asia

Timnas Indonesia
3 Poin yang Harus Dilakukan Timnas U23 Jelang Lawan Uzbekistan

3 Poin yang Harus Dilakukan Timnas U23 Jelang Lawan Uzbekistan

Timnas Indonesia
Piala Asia U23 2024, Pengamat Soroti Mental Pemain Indonesia Saat Bekuk Korsel

Piala Asia U23 2024, Pengamat Soroti Mental Pemain Indonesia Saat Bekuk Korsel

Timnas Indonesia
Ernando Sukses Eksekusi Penalti di Piala Asia U23, Trik dari Pelatih

Ernando Sukses Eksekusi Penalti di Piala Asia U23, Trik dari Pelatih

Timnas Indonesia
Thomas Cup 2024, Fajar/Rian Enggan Terbebani Status sebagai Ujung Tombak

Thomas Cup 2024, Fajar/Rian Enggan Terbebani Status sebagai Ujung Tombak

Badminton
Pelatih Persik Dukung Timnas U23 Indonesia, Senang Lihat Jeam Kelly Sroyer

Pelatih Persik Dukung Timnas U23 Indonesia, Senang Lihat Jeam Kelly Sroyer

Liga Indonesia
Pensiun Usai Thomas Cup 2024, Momota Bakal Rindu Ginting-Axelsen

Pensiun Usai Thomas Cup 2024, Momota Bakal Rindu Ginting-Axelsen

Badminton
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com