KOMPAS.com - Pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong, tak mau ada diskriminasi yang terjadi antara pemain naturalisasi, pemain yang berkarier di luar negeri, dan pemain lokal.
STY menyerukan agar seluruh pihak bisa menghargai bela, perjuangan mereka dalam mempertaruhkan harga diri bangsa Indonesia.
Senada dengan Marc Klok, sosok senior di Timnas Indonesia ini memandang bahwa Sandy Walsh, Shayne Pattynama, Rafael Struick, dan Elkan Baggot punya background keturunan orang Indonesia.
Mereka punya hak membela negara nenek moyang. Diskriminasi jelas tak boleh dilakukan kepada siapa pun.
Baca juga: Erick Thohir Bicara soal Polemik Local Pride Vs Naturalisasi di Timnas Indonesia
Termasuk pemain abroad atau pemain Indonesia yang bermain di luar negeri seperti Asnawi Mangkualam, Marselino Ferdinan, Pratama Arhan, dan Saddil Ramdani.
“Saya banyak berdiskusi dengan pemain soal ini, bagi saya itu bukan naturalisasi. Jika kamu lihat pemain seperti Shayne Pattynama, Sandy Walsh, Elkan Baggott, mereka lahir dari orang tuanya Indonesia. Punya background ayah ibu yang memang orang Indonesia,” terang Klok.
“Maka tidak ada bedanya dengan budaya, mungkin mereka memang tinggal di luar negeri tapi pada akhirnya mereka punya darah indonesia,” paparnya.
Baca juga: Jawaban PSSI soal Kans Naturalisasi Nathan Tjoe-A-On
Klok seperti ingin menjelaskan arti Bhineka Tunggal Ika, meski berbeda-beda, tetap punya satu tujuan.
Menurutnya bukan masalah di mana pun mereka berasal dan tinggal. Naturalisasi hanyalah proses pengesahan secara hukum, dimana ada komitmen untuk membela penuh negara Indonesia.
“Pada akhirnya ini soal satu tujuan yaitu Indonesia. Jadi bagi saya semua sama, semua orang Indonesia. Jadi bukanlah masalah karena kita berjuang untuk Garuda, berjuang untuk timnas, untuk negara lebih baik,” bebernya.
“Tentu dengan para pemain Indonesia yang bermain di luar negeri (abroad) pada akhirnya adalah untuk Indonesia juga,” jelasnya.
Baca juga: Wawancara Ketum PSSI Erick Thohir, Aura Jerman di Indonesia dan Program Naturalisasi
Gelandang milik Persib ini menegaskan, tak boleh ada lagi diskriminasi antara pemain lokal atau pemain naturalisasi.
Ini murni berdasarkan opininya pribadi yang juga punya sumpah dan komitmen membela bangsa Indonesia meski lahir di Belanda.
“Kami adalah satu, kami mengerti satu sama lain, kami sama-sama bersenang senang jadi saya pikir seharusnya tidak ada perbedaan di mata publik,” kata Klok.
“Ini opini saya, tentu yang lain punya opininya tersendiri tapi ini dari pandangan pemain kami punya tujuan yang sama yaitu membawa Indonesia lebih tinggi,” ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.