Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Otopsi Korban Tragedi Kanjuruhan, Agar Penyidikan Terang Benderang

Kompas.com - 06/11/2022, 09:59 WIB
Suci Rahayu,
Firzie A. Idris

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Proses otopsi dua korban meninggal dunia Tragedi Stadion Kanjuruhan telah dilaksanakan di TPU Dusun Patuk, Desa Sukolilo, Kecamatan Wajak, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Sabtu (5/11/2022).

Otopsi dua jenazah kakak beradik korban Tragedi Kanjuruhan, Natasya Debi Ramadani (16) dan Naila Debi Anggraini (13), dilakukan atas permintaan sang ayah, Devi Athok (48), untuk mendukung proses usut tuntas penyidikan.

Deputi Deputi V Bidang Koordinasi Keamanan dan Ketertiban Masyarakat Kemenkopolhukam RI, Irjen Armed Wijaya, menjelaskan bahwa otopsi yang berlangsung selama 7 jam 35 menit tersebut bisa mengungkapkan kejelasan penyebab kematian korban Tragedi Kanjuruhan.

"Isu yang berkembang bahwa penyebab kematian ini salah satunya adalah gas air mata. Nah, ditemukan juga gas air mata yang kadaluwarsa. Jadi dengan otopsi ini bisa jelas terang benderang apakah betul seperti itu," ungkap Armed Wijaya.

Baca juga: Ayah Korban Tragedi Kanjuruhan: Jangan Dibohongi Lagi, Ini Memang karena Gas Air Mata

Otopsi ini juga menjadi langkah awal untuk menjawab ketidakpuasan publik terhadap penyidikan yang dilakukan kepolisian.

Deputi V Bidang Koordinasi Keamanan dan Ketertiban Masyarakat Kemenkopolhukam RI Irjen Armed Wijaya saat dilokasi otopsi dua jenazah kakak beradik korban Tragedi Kanjuruhan, Natasya Debi Ramadani (16) dan Naila Debi Anggraini (13) di TPU Dusun Patuk Desa Sukolilo Kecamatan Wajak, Kabupaten Malang, Sabtu (5/11/2022) pagi. Deputi V Bidang Koordinasi Keamanan dan Ketertiban Masyarakat Kemenkopolhukam RI Irjen Armed Wijaya saat dilokasi otopsi dua jenazah kakak beradik korban Tragedi Kanjuruhan, Natasya Debi Ramadani (16) dan Naila Debi Anggraini (13) di TPU Dusun Patuk Desa Sukolilo Kecamatan Wajak, Kabupaten Malang, Sabtu (5/11/2022) pagi.

Sebab, kepolisian teguh mengatakan kalau penyebab kematian bukan karena gas air mata.

Pernyataan tersebut menyimpang dengan temuan Komnas HAM dan TGIPF di lapangan.

Dua laporan dari masing-masing tim investigasi memastikan jatuhnya korban adalah karena gas air mata.

"Kami akan monitor terus rekomendasi dari TGIPF. Kan sudah jelas untuk melakukan pemeriksaan terhadap semua yang terlibat saat kejadian," tegas Armed Wijaya.

Harapannya, hasil otopsi ini nantinya menjadi bukti pendukung dalam proses penyidikan.

Baca juga: BERITA FOTO - Otopsi Korban, Babak Baru Penyidikan Tragedi Kanjuruhan

Sejauh ini juga baru ada enam tersangka yang ditetapkan dan memungkinkan untuk dilakukan penambahan sesuai proses pelengkapan berkas.

"Iya pasti bisa jadi bukti baru. Jadi nantinya bisa mendukung penyelidikan terhadap para tersangka," ujarnya.

Armed Wijaya memastikan akan terus memantau proses otopsi termasuk tindak lanjut proses penyidikan terhadap para tersangka.

Bukan hanya itu, ia berharap hasil dari otopsi ini juga dapat memberikan rekomendasi terbaru di dalam regulasi sepak bola Indonesia.

"Ke depannya itu paling tidak sudah ada SOP dalam rangka pengamanan pesepak bolaan di Indonesia sesuai dengan aturan FIFA yang tidak memperbolehkan penggunaan gas air mata," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Korsel Takluk dari Indonesia, Arhan Hibur Rekan Setimnya di Suwon FC

Korsel Takluk dari Indonesia, Arhan Hibur Rekan Setimnya di Suwon FC

Timnas Indonesia
4 Fakta Indonesia Vs Korsel: Pulangkan Negara Asal, Ambisi STY Tercapai

4 Fakta Indonesia Vs Korsel: Pulangkan Negara Asal, Ambisi STY Tercapai

Timnas Indonesia
Timnas U23, Lelaki Muda Kokoh dan Jalur Langit

Timnas U23, Lelaki Muda Kokoh dan Jalur Langit

Internasional
Indonesia ke Semifinal Piala Asia U23, Keyakinan STY Terbukti, Punya 'Mantra Sakti'

Indonesia ke Semifinal Piala Asia U23, Keyakinan STY Terbukti, Punya "Mantra Sakti"

Timnas Indonesia
Tebus Kegagalan di Piala AFF U23, Ernando Ingin Juara Piala Asia U23 demi STY

Tebus Kegagalan di Piala AFF U23, Ernando Ingin Juara Piala Asia U23 demi STY

Timnas Indonesia
Momen Ragnar, Jay, dan Thom Haye Nobar Laga Indonesia Vs Korsel

Momen Ragnar, Jay, dan Thom Haye Nobar Laga Indonesia Vs Korsel

Timnas Indonesia
STY Bikin Sepak Bola Korsel Menangis, Beri yang Terbaik untuk Indonesia

STY Bikin Sepak Bola Korsel Menangis, Beri yang Terbaik untuk Indonesia

Timnas Indonesia
Hasil Persib Vs Borneo FC, Catatan Hodak Usai Jungkalkan Juara Reguler Series

Hasil Persib Vs Borneo FC, Catatan Hodak Usai Jungkalkan Juara Reguler Series

Liga Indonesia
Timnas Indonesia Libas Korsel, Shin Tae-yong Disebut seperti Menang KO

Timnas Indonesia Libas Korsel, Shin Tae-yong Disebut seperti Menang KO

Timnas Indonesia
Shin Tae-yong Bicara Kans Indonesia ke Final Piala Asia U23 2024

Shin Tae-yong Bicara Kans Indonesia ke Final Piala Asia U23 2024

Timnas Indonesia
Indonesia Vs Korsel, Kata Pratama Arhan Usai Jadi Penentu Kemenangan

Indonesia Vs Korsel, Kata Pratama Arhan Usai Jadi Penentu Kemenangan

Timnas Indonesia
Rafael Struick: Hari Ini Kalahkan Korsel, Ayo ke Paris Tuliskan Sejarah!

Rafael Struick: Hari Ini Kalahkan Korsel, Ayo ke Paris Tuliskan Sejarah!

Timnas Indonesia
Dua Tim Juara Calon Lawan Indonesia di Semifinal Piala Asia U23 2024

Dua Tim Juara Calon Lawan Indonesia di Semifinal Piala Asia U23 2024

Timnas Indonesia
Reaksi Media Korsel: 'Magis Shin Tae-yong' dan 'Tragedi di Doha'

Reaksi Media Korsel: "Magis Shin Tae-yong" dan "Tragedi di Doha"

Timnas Indonesia
Timnas U23 Indonesia Menangi Adu Penalti, Ernando Ari Pun 'Menari'...

Timnas U23 Indonesia Menangi Adu Penalti, Ernando Ari Pun "Menari"...

Timnas Indonesia
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com