KOMPAS.com - Premier League sebagai liga termahal di dunia tengah menghadapi krisis.
Kasta tertinggi Liga Inggris itu kini tengah ditangguhkan akibat virus corona atau Covid-19.
Penangguhan ini tentunya memengaruhi pendapatan klub-klub peserta Premier League. Tidak ada pemasukan yang didapat dari penjualan tiket ataupun hak siar televisi.
Namun, di sisi lain, para klub Premier League belum bersedia memotong gaji pemain mereka di tengah krisis ini.
Padahal, liga top Eropa lainnya, seperti La Liga, Serie A, hingga Bundesliga, sudah menerapkan pomotongan gaji pemain.
Baca juga: Alasan Presiden Barcelona Potong Gaji Lionel Messi dkk 70 Persen
Barcelona telah mengumumkan pemotongan gaji pemain sebesar 70 persen. Megabintang mereka, Lionel Messi, menerima keputusan ini sebagai bentuk dukungan kepada klub.
Hal ini dilakukan Juventus di Serie A, ataupun Bayern Muenchen dan Barcelona di Bundesliga.
Di Inggris, pembicaraan antara Premier League selaku penyelenggara kompetisi, dan Asosiasi Pesepak Bola Profesional Inggris (PFA) masih menemui jalan buntu.
Klub-klub Premier League dihadapkan pada dua pilihan, yakni memotong gaji pemain atau dikenai tarif pajak lebih tinggi di tengah pandemi corona.
Analis James Barford pun angkat bicara soal masalah ini. Menurut dia, pemotongan gaji pemain harus dilakukan.
"Mereka harus menyetuji pengurangan upah pemain. Itu harus terjadi," kata James, dilansir dari The Guardian.
"Namun, jika pengurangan upah sementara yang disepakati tidak memadai, mungkin ada masalah," ucap James yang baru-baru ini menulis laporang efek Covid-19 terhadap industri sepak bola.
Baca juga: Semua Ingin Liga Inggris Dilanjutkan, Kecuali yang Tak Suka Liverpool
Di sisi lain, tarif pajak yang tinggi akan membuat Premier League sulit bangkit setelah pandemi berakhir. Maka dari itu, James memiliki opsi yang lain jika opsi pemotongan gaji menemui jalan buntu.
"Jika pemotongan gaji tidak cukup (dilakukan), maka satu-satunya pilihan lain untuk mencegah kebangkrutan bagi banyak klub Premier League adalah menjual pemain mereka," tutur James.
PFA diyakini telah menolak panggilan Premier League untuk membicarakan pemotongan gaji pemain. Asosiasi yang didirikan pada 1907 itu lebih memilih pengaturan penundaan upah.
Kabar terbaru, para klub Premier League dimintai keputusan mereka untuk memotong gaji para pemain sebesar 30 persen.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.