Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Alsadad Rudi
REPORTER

Memiliki ketertarikan yang tinggi terhadap dunia olahraga dan transportasi perkotaan.

Benarkah dari 250 Juta Penduduk Indonesia, Tak Ada 11 Orang yang Bisa Bermain Bola?

Kompas.com - 10/03/2020, 06:45 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

JAKARTA, KOMPAS.com - Tak ada yang bisa memungkiri bahwa Indonesia adalah salah satu negara dengan jumlah pencinta sepak bola terbesar di dunia.

Besarnya kegilaan pencinta sepak bola di Indonesia mungkin lebih besar daripada tiga negara lain yang jumlah penduduknya lebih banyak dari Indonesia, yakni China, India, dan Amerika Serikat.

Dalam banyak referensi, China dan Amerika Serikat adalah dua negara dengan jumlah penduduk besar yang masih berupaya memopulerkan sepak bola. Demikian juga India.

Adapun Indonesia, saking besarnya pencinta sepak bola, ada informasi yang menyebutkan jumlah pendukung Liverpool di Indonesia bahkan lebih besar daripada di negara asalnya, Inggris.

Sayangnya, tingginya kegilaan masyarakat Indonesia pada sepak bola belum berbanding lurus dengan prestasi tim nasional Indonesia.

Di sisi lain, ada beberapa cabang olahraga lain yang malah lebih sering mendatangkan prestasi dan kebangganan untuk masyarakat Indonesia.

Belum berprestasinya timnas sepak bola Indonesia bisa terlihat jelas.

Bisa dilihat dari pencapaian timnas senior di berbagai kejuaraan resmi di bawah FIFA.

Prestasi timnas senior adalah acuan untuk mengukur prestasi dan peringkat dunia dari negara-negara yang tergabung di FIFA.

Baca juga: Timnas Indonesia Turun Tangga di Peringkat FIFA

Jika dilihat pencapaian timnas senior Indonesia, jangankan Piala Dunia, untuk menembus Piala Asia saja sudah sulit.

Indonesia bahkan tak pernah lagi tampil di Piala Asia dalam tiga edisi terakhir, masing-masing pada tahun 2011, 2015, dan 2019.

Jika menurunkan ke level yang lebih rendah, hampir tak ada prestasi yang bisa dibanggakan dari timnas Indonesia di ajang Piala AFF.

Dalam lima kali gelaran Piala AFF, timnas Indonesia dua kali masuk final dan tiga kali gagal lolos penyisihan grup.

Berbicara kualitas kompetisi, Liga Indonesia juga tidak lagi mendapat jatah untuk mengirim wakil ke kompetisi antarklub paling bergengsi di Asia, Liga Champions Asia.

Baca juga: Dekade 2010-2019, Penurunan Drastis Prestasi Sepak Bola Indonesia

Lantas, apa yang salah dari sepak bola Indonesia?

Mungkin kita sering mendengar celetukan yang dilontarkan banyak orang setiap melihat timnas Indonesia mengalami kegagalan.

Celetukannya kira-kira seperti ini: "Masa sih dari 250 juta orang, enggak ada 11 orang yang bisa bermain bola?"

Pertengahan Januari silam, Kompas.com sempat bertemu dengan Timo Scheunemann di sela-sela kegiatan pemusatan latihan tim Garuda Select di Como, Italia.

Timo adalah orang Jerman yang lama tinggal dan malang melintang di sepak bola Indonesia.

Ia kini jadi penerjemah teknis dalam program Garuda Select.

Sesi latihan tim Garuda Select II di pusat pelatihan di Como, Italia, Senin (20/1/2020).Kompas.com/Alsadad Rudi Sesi latihan tim Garuda Select II di pusat pelatihan di Como, Italia, Senin (20/1/2020).

Dia yang jadi jembatan penghubung komunikasi antara para pemain dengan tim pelatih asal Inggris yang dikomandoi dua mantan penggawa timnas Inggris, Dennis Wise dan Des Walker.

Dalam sebuah percakapan, Timo sempat menceritakan tentang sepak terjang Rafli Asrul, gelandang serang Garuda Select.

Baca juga: Calon Tsubasa dan Hyuga Timnas Indonesia pada Masa Depan

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Real Madrid Vs Bayern: Carvajal Kejar Gelar Ke-15 Liga Champions

Real Madrid Vs Bayern: Carvajal Kejar Gelar Ke-15 Liga Champions

Liga Champions
Dortmund Lolos ke Final Liga Champions, Satu Kata dari Edin Terzic

Dortmund Lolos ke Final Liga Champions, Satu Kata dari Edin Terzic

Liga Champions
Prediksi Skor Real Madrid Vs Bayern Muenchen Semifinal Liga Champions

Prediksi Skor Real Madrid Vs Bayern Muenchen Semifinal Liga Champions

Liga Champions
Sambut Final Liga Champions, Tekad Hummels Menang di Wembley

Sambut Final Liga Champions, Tekad Hummels Menang di Wembley

Liga Champions
Indonesia Vs Guinea: Ada Eks Barcelona, Banyak Jebolan Piala Afrika

Indonesia Vs Guinea: Ada Eks Barcelona, Banyak Jebolan Piala Afrika

Liga Indonesia
Hasil Liga Champions: Kesempatan Dortmund Tebus Kegagalan di Wembley

Hasil Liga Champions: Kesempatan Dortmund Tebus Kegagalan di Wembley

Liga Champions
Hasil PSG vs Dortmund 0-1 (agg. 0-2): Die Borussen Tembus Final Liga Champions

Hasil PSG vs Dortmund 0-1 (agg. 0-2): Die Borussen Tembus Final Liga Champions

Liga Champions
Link Live Streaming PSG Vs Dortmund, Kickoff 02.00 WIB

Link Live Streaming PSG Vs Dortmund, Kickoff 02.00 WIB

Liga Champions
DXI Community Camp, Rumah Komunitas Pencinta Olahraga Ekstrem Jalin Relasi

DXI Community Camp, Rumah Komunitas Pencinta Olahraga Ekstrem Jalin Relasi

Sports
Perjalanan Berliku Persija di Liga 1, Thomas Doll Ungkap Penyebabnya

Perjalanan Berliku Persija di Liga 1, Thomas Doll Ungkap Penyebabnya

Liga Indonesia
Eks Juventus Ingin Juara di Persib, Tak Sabar Tampil di Championship Series

Eks Juventus Ingin Juara di Persib, Tak Sabar Tampil di Championship Series

Liga Indonesia
Persija Putuskan Absen, PSM Ikut ASEAN Club Championship 2024-2025

Persija Putuskan Absen, PSM Ikut ASEAN Club Championship 2024-2025

Liga Indonesia
Seputar Stade Leo Lagrange yang Dikritik STY: Saksi Gol Historis, Tersebar di Penjuru Perancis

Seputar Stade Leo Lagrange yang Dikritik STY: Saksi Gol Historis, Tersebar di Penjuru Perancis

Timnas Indonesia
Indonesia Vs Guinea: Amunisi Baru Garuda Tiba di Paris, Yakin ke Olimpiade

Indonesia Vs Guinea: Amunisi Baru Garuda Tiba di Paris, Yakin ke Olimpiade

Timnas Indonesia
5 Momen 'Buzzer Beater' Historis di Playoff NBA

5 Momen "Buzzer Beater" Historis di Playoff NBA

Sports
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com