KOMPAS.COM - Masalah di tubuh Chelsea melebihi adegan drama yang bergulir antara Maurizio Sarri dan Kepa Arrizabalaga pada pengujung laga final Piala Liga, Minggu (24/2/2019).
Pelatih Maurizio Sarri terlibat insiden yang sangat jarang terjadi kala kipernya, Kepa Arrizabalaga, menolak digantikan menjelang akhir babak pertambahan waktu.
Tiga kali Maurizio Sarri turun dari bangku cadangan untuk memanggil Kepa, tetapi tak didengar.
Kiper termahal dunia berusia 24 tahun itu sampai membuat Sarri, yang tengah dalam tekanan untuk sukses di Chelsea, hampir ngambek masuk ke dalam terowongan.
Pada akhirnya, Maurizio Sarri yang mengalah dan Kepa mempertahankan tempatnya untuk babak adu penalti.
Kepa bahkan sempat-sempatnya mengedipkan mata ke kamera saat berjalan keluar lapangan.
Baca juga: Kepa yang Seharusnya Dipecat dari Chelsea, Bukan Sarri
Drama Kepa dan Sarri mengangkat ke permukaan hal yang telah lama menjadi "gajah dalam ruangan" jika membicarakan Chelsea.
Kita tahu Chelsea punya masalah soal player power setelah melihat apa yang terjadi ke Jose Mourinho dan Antonio Conte.
Walau memenangi Liga Inggris pada musim pertamanya, perilaku temperamental Conte dikabarkan membuatnya bersinggungan dengan para pemain The Blues.
Ia juga kerap memberikan anak buahnya sesi latihan berat pada fase padat musim sehingga suasana di ruang ganti dilaporkan kerap murung.
Tentu kita ingat unggahan Instagram Willian setelah Chelsea menjuarai Piala FA musim lalu. Ia memasang foto seluruh pemain dan staff The Blues tetapi menutup muka Conte dengan tiga emoji piala.
Baca Juga: Legenda Chelsea Tak Percaya Klarifikasi Maurizio Sarri dan Kepa Arrizabalaga
Willian adalah sosok populer di ruang ganti. Ia merupakan pemain terbaik Chelsea pilihan skuat The Blues pada 2015-2016.
Bisa jadi ia melakukan hal tersebut setelah kompatriot Willian, David Luiz, merasakan amarah Conte.
Luiz hanya menjadi starter empat kali setelah mempertanyakan pemilihan tim Conte sebelum Chelsea kalah besar kontra Roma pada 31 Oktober 2017.
Perlakuan ini diyakini The Independent memperburuk hasil-hasil yang diterima Chelsea pada musim kedua (dan terakhir) Conte.