Conte juga bertengkar hebat dengan Diego Costa, walau ia berhasil dalam usahanya membuat sang striker hengkang dari Stamford Bridge.
Musim lalu, Chelsea menyerah 0-3 lawan Newcastle, 0-3 lawan Bournemouth, dan 1-4 lawan Watford pada empat bulan terakhir era Conte.
Motivasi jelas sudah menjadi masalah bagi beberapa pemain.
Kembali ke masa kini, kita kembali melihat seberapa parah dan dalamnya persoalan player power dalam skuat Chelsea.
Kepa masih belia bagi seorang kiper.
Dia baru 24 tahun, baru dua bulan mendarat di Inggris, Chelsea adalah tim keduanya di level teratas, ini adalah final bergengsi pertamanya, dan dia bermain di bawah pelatih baru.
Menurut saya, Kepa tak akan berani melakukan apa yang dia lakukan tanpa dukungan dari sosok-sosok senior lain.
Dalam hal ini, atensi jelas mengarah ke David Luiz dan apa yang persisnya ia ucapkan kepada sang pemain.
Jika Luiz meminta Kepa menuruti sang pelatih seperti yang ia akui setelah laga, tentu tak ada alasan baginya menutupi mulut saat berbicara dengan sang kiper.
David Luiz has had his say on the Kepa substitution incident... https://t.co/usrdUrOiIF
— Chelsea FC (@ChelseaFC) February 25, 2019
Lagi pula, bahasa tubuh Luiz sama sekali tak meyakinkan. Hal yang lebih tak meyakinkan ketimbang itu adalah pernyataannya setelah laga.
"Saya hanya mengatakan bahwa kami harus menghormati keputusan sang pelatih," ujar Luiz seperti dikutip dari Sky Sports.
Padahal, David Luiz mengaku Sarri memberikannya "kebahagiaan" pada awal musim.
"Ia membuat kami percaya diri. Ia menunjukkan apa yang ia mau dan memberi detail-detail tentang beragam hal di sepak bola," ujar Luiz pada awal musim.
Susah memercayai apakah ucapan Luiz sejalan dengan apa yang ia tunjukkan dalam lapangan di Stadion Wembley tersebut.
Baca Juga: Azpilicueta Dianggap Pantas Disalahkan atas Insiden Kepa Arrizabalaga
Fakta bahwa kapten tim, Cesar Azpilicueta, tak mengambil intervensi dalam bentuk apa pun juga disayangkan.