"Memang benar. Setelah ada kesepakatan antara promotor (Mahaka) dengan pemilik klub maka namanya berubah menjadi Persebaya United. Dengan menggunakan nama baru kami langsung menurunkan rekomendasi," kata Sekjen BOPI Heru Nugroho di Kantor Kemenpora Jakarta, Kamis (20/8/2015).
Menurut dia, komunikasi antara Mahaka dengan manajemen Persebaya berlangsung cukup panjang. Tetapi, kesepakatan itu bisa didapat dan pada Piala Presiden dipastikan tidak ada nama Persebaya, yang telah menjelma menjadi Persebaya United.
"Jika sejak dulu BOPI akan memberikan rekomendasi. Semuanya juga tahu selama ini ada dua Persebaya di Surabaya," tambahnya.
Tidak hanya masalah Persebaya. Pada pertemuan BOPI dengan Mahaka selaku promotor juga dibahas masalah Arema Cronus yang menjadi salah satu tuan rumah babak penyisihan turnamen yang memperebutkan hadiah utama Rp 3 miliar itu.
Setelah melalui perundingan yang alot akhirnya terdapat kesepatakan jika Arema Cronus tidak boleh menggunakan nama PT Arema Indonesia untuk semua aktivitas selama penyelenggaraan turnamen. Untuk itu hak sebagai panitia pelaksana pertandingan diambil alih promotor.
"Masalah Arema juga alot. Tapi bisa diselesaikan. Panpel akhirnya diambil alih Mahaka dan Arema hanya sebagai peserta," ujarnya.
Heru menambahkan, apa yang dilakukan pada Arema juga hanya untuk Piala Presiden. Apalagi proses hukum terkait legalitas klub kebanggaan warga Malang Raya itu masih berlangsung.
Piala Presiden sesuai dengan rencana diikuti 16 tim yang mayoritas diikuti oleh klub dari Indonesia Super League (ISL). Turnamen bergengsi tahun ini rencananya akan dibuka langsung oleh Presiden Joko Widodo di Bali, 30 Agustus.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.