Blazer tidak sendiri dalam menerima suap. Pria berusia 70 tahun itu mengaku, ada beberapa pejabat FIFA lain yang ikut terlibat dalam kecurangan tersebut.
Pernyataan Blazer tersebut diterbitkan oleh Departemen Kehakiman Amerika Serikat di New York pada Rabu (3/6/2015). Blazer yang juga mantan Sekretaris Jenderal CONCACAF mengakui dua tuduhan penyuapan.
"Saya dan orang lain pada Komite Eksekutif FIFA setuju untuk menerima suap dalam hubungannya dengan pemilihan Afrika Selatan sebagai tuan rumah untuk Piala Dunia 2010," tulis Blazer dalam kesaksiannya.
"Saya setuju dengan orang lain, sekitar tahun 1992, untuk memfasilitasi penerimaan suap dalam hubungannya dengan pemilihan negara tuan rumah untuk Piala Dunia 1998 (di Perancis)," lanjut dia.
Blazer mulai diperbincangkan publik karena diketahui membongkar skandal korupsi yang terjadi pada FIFA. Blazer mengumpulkan informasi dari 44 pejabat teras FIFA, termasuk Sepp Blatter yang telah mengundurkan diri sebagai Presiden FIFA pada Selasa (2/6/2015).
Biro Investigasi Federal AS atau Federal Bureau of Investigation (FBI) memang punya kepentingan lantaran Amerika Serikat kalah dalam pencalonan tuan rumah Piala Dunia 2022. Diduga, Mohammed bin Hammam melakukan politik uang sehingga Qatar terpilih.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.