Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Timnas U-19, Oasis di Tengah Opera Membosankan

Kompas.com - 09/10/2014, 10:10 WIB
Ary Wibowo

Penulis

KOMPAS.com — Juara itu susah dicari, tetapi pemain bagus bisa diciptakan. Begitu kata Anatoly  Fyodorovich Polosin seusai membawa tim nasional Indonesia meraih emas cabang sepak bola SEA Games 1991. Kata-kata itu diungkapkan pelatih asal Rusia tersebut berdasarkan realitas di dalam dunia sepak bola Indonesia.

Indonesia adalah gudangnya pesepak bola bertalenta. Karena itulah, sepak bola di negeri ini menjadi fiesta. Betapa murungnya Indonesia jika tidak ada sepak bola. Sebab, bagi ratusan juta jiwa masyarakat dari Sabang sampai Merauke, sepak bola adalah hiburan dan perayaan di atas segala-galanya.

Dalam sepak bola ada keseriusan, perjuangan, kegigihan, dan kekeluargaan. Karena melalui sepak bola, anak-anak, orang tua, teman, saudara, hingga kakek dan nenek bisa berkumpul sembari menyatukan dukungan. Tetapi, janganlah lupa bahwa sepak bola itu harus bisa membuat kegembiraan.

Belakangan ini Indonesia kembali dibelit persoalan politik yang penuh intrik dan keruwetan. Lihat saja, lakon-lakon sandiwara dari para anggota Dewan di Senayan. Masyarakat Indonesia lelah karena drama konyol mereka itu masih saja dipertontonkan. Kita butuh sesuatu yang menyegarkan.

Untunglah, dalam beberapa hari ke depan bakal datang secercah harapan di mana sepak bola bisa menjadi sesuatu yang menggembirakan. Kegembiraan yang diharapkan bisa menjadi oasis menyegarkan. Dan, kegembiraan itu ada dalam pundak para pemain timnas Indonesia U-19 yang akan berlaga dalam Piala Asia U-19 di Myanmar.

Proses
Penulis asal Inggris, Alex Bellos, dalam karyanya Futebol: Brazillian Way of Life berkata seperti ini: Dalam sepak bola tidak semua pertandingan bisa berakhir dengan kemenangan, yang hanya sejenak dirayakan. Banyak pula pertandingan sepak bola berakhir dengan kisah memilukan yang sulit dilupakan.

Pernyataan Bellos itu rasanya tepat jika dialamatkan untuk Indonesia. Sepak bola Indonesia banyak menyimpan kisah, pahit atau manis, yang takkan hilang dari ingatan. Ambil, misalnya, kisah manis ketika munculnya julukan Macan Asia untuk Indonesia pada era 1950 hingga 1980-an dan pahit kala suasana gelap gulita menaungi sistem kompetisi dan ulah para pengurus federasi sepak bola di negeri ini.

Dalam sepak bola, kisah pahit dari kekalahan di dalam lapangan adalah hal biasa. Akan tetapi, sejatinya, kekalahan atau kegagalan memilukan itu seharusnya bisa dijadikan sumber inspirasi dan motivasi untuk meraih kemenangan di sejumlah pertandingan atau ajang yang lebih besar berikutnya.

Semenjak emas SEA Games 1991, rakyat Indonesia tidak pernah merasakan atmosfer juara, hingga muncullah para pemain timnas U-19 mampu berpesta di ajang AFF U-19 2013. Maka dari hal itulah, wajar bahwa masyarakat Indonesia kini menyimpan optimisme besar dari perjuangan Evan Dimas dan kawan-kawan.

"Kalau proses ini bisa dilalui, saya yakin di usia 21 tahun ke atas, mereka (para pemain timnas U-19) bakal menjadi tim yang terkuat di Asia. Saya yakin itu," demikian diungkapkan pelatih timnas U-19, Indra Sjafri.

Proses, bagi Indra Sjafri, adalah kewajiban mutlak yang harus dilakukan agar Indonesia bisa kembali meraih prestasi. Karena pemikiran itulah, pelatih asal Sumatera Barat tersebut sejak beberapa tahun lalu secara sukarela mencari pemain bertalenta melalui blusukan hingga ke pelosok Indonesia.

Toh, upaya Indra itu kembali membuka mata kita bahwa rantai yang hilang dari sepak bola Indonesia adalah keseriusan dalam proses menciptakan skuad timnas yang hebat. Maklum, sudah banyak bukti semenjak beberapa tahun terakhir proses instanlah yang selalu menjadi andalan pengurus sepak bola negeri ini. Hasilnya? Sudah bisa ditebak, yaitu KEGAGALAN.

Berjuang
Sekarang, mari sejenak kita tinggalkan kisah pahit dari kegagalan masa lalu. Kini terbentang tantangan besar untuk menebus kegagalan tersebut, yaitu dengan lolos ke Piala Dunia U-20 2015 Selandia Baru. Tantangan itu pun mau tidak mau harus dilalui dengan kerja keras, pengorbanan, dan perjuangan di ajang Piala Asia U-19 Myanmar.

Agar lolos ke Piala Dunia U-20, Indonesia minimal harus mencapai semifinal di Piala Asia U-19. Target itu kiranya tidak mudah bagi para pemain Garuda Jaya karena kali ini lawan-lawan yang bakal dihadapi mereka adalah level Asia.

Indonesia tergabung di Grup B bersama Uzbekistan, Australia, dan Uni Emirat Arab. Pada pertandingan pertama, Indonesia akan menghadapi Uzbekistan pada Jumat (10/10/2014). Hasil dari laga inilah yang bakal menentukan progres timnas U-19 pada pertandingan-pertandingan berikutnya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Indonesia Vs Uzbekistan, Tekad Witan dan Pelajaran Piala AFF 2022

Indonesia Vs Uzbekistan, Tekad Witan dan Pelajaran Piala AFF 2022

Timnas Indonesia
Piala Asia U23 2024: Jurus STY Atasi Statistik 'Gila' Uzbekistan

Piala Asia U23 2024: Jurus STY Atasi Statistik "Gila" Uzbekistan

Timnas Indonesia
Hasil Persebaya Vs Persik 2-1, Bajul Ijo Raih Poin Penuh Lewat Gol Dramatis

Hasil Persebaya Vs Persik 2-1, Bajul Ijo Raih Poin Penuh Lewat Gol Dramatis

Liga Indonesia
Kata Bambang Nurdiansyah Soal Pencapaian Timnas U23, Perlu Berwaspada

Kata Bambang Nurdiansyah Soal Pencapaian Timnas U23, Perlu Berwaspada

Timnas Indonesia
Piala Asia U23 2024: STY Amati Uzbekistan, Yakin Indonesia Bisa Beri Pembuktian

Piala Asia U23 2024: STY Amati Uzbekistan, Yakin Indonesia Bisa Beri Pembuktian

Timnas Indonesia
Penjelasan MNC Group soal Nonton Bareng Timnas U23 Indonesia di Piala Asia

Penjelasan MNC Group soal Nonton Bareng Timnas U23 Indonesia di Piala Asia

Timnas Indonesia
3 Poin yang Harus Dilakukan Timnas U23 Jelang Lawan Uzbekistan

3 Poin yang Harus Dilakukan Timnas U23 Jelang Lawan Uzbekistan

Timnas Indonesia
Piala Asia U23 2024, Pengamat Soroti Mental Pemain Indonesia Saat Bekuk Korsel

Piala Asia U23 2024, Pengamat Soroti Mental Pemain Indonesia Saat Bekuk Korsel

Timnas Indonesia
Ernando Sukses Eksekusi Penalti di Piala Asia U23, Trik dari Pelatih

Ernando Sukses Eksekusi Penalti di Piala Asia U23, Trik dari Pelatih

Timnas Indonesia
Thomas Cup 2024, Fajar/Rian Enggan Terbebani Status sebagai Ujung Tombak

Thomas Cup 2024, Fajar/Rian Enggan Terbebani Status sebagai Ujung Tombak

Badminton
Pelatih Persik Dukung Timnas U23 Indonesia, Senang Lihat Jeam Kelly Sroyer

Pelatih Persik Dukung Timnas U23 Indonesia, Senang Lihat Jeam Kelly Sroyer

Liga Indonesia
Pensiun Usai Thomas Cup 2024, Momota Bakal Rindu Ginting-Axelsen

Pensiun Usai Thomas Cup 2024, Momota Bakal Rindu Ginting-Axelsen

Badminton
4 Fakta Persebaya Vs Persik, Bajul Ijo Tak Mau Lagi Disakiti Mantan

4 Fakta Persebaya Vs Persik, Bajul Ijo Tak Mau Lagi Disakiti Mantan

Liga Indonesia
Pengamat Malaysia Sebut Timnas U23 Indonesia Main Tanpa Rasa Takut

Pengamat Malaysia Sebut Timnas U23 Indonesia Main Tanpa Rasa Takut

Timnas Indonesia
Hasil New England Vs Inter Miami 1-4: Dikejutkan Gol 37 Detik, Messi Mengamuk

Hasil New England Vs Inter Miami 1-4: Dikejutkan Gol 37 Detik, Messi Mengamuk

Liga Lain
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com