Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aksi Kekerasan terhadap "Bobotoh" Akan Diusut Tuntas

Kompas.com - 29/08/2016, 08:21 WIB
Eris Eka Jaya

Penulis

Sumber JUARA

BANDUNG, KOMPAS.com — Peristiwa pemukulan terhadap bobotoh yang diduga melibatkan anggota kepolisian saat Persib Bandung menghadapi Arema Cronus di Stadion Si Jalak Harupat, Kabupaten Bandung, Sabtu (27/8/2016), dipastikan bakal diusut tuntas.

Kepastian itu dikatakan oleh Kasatreskrim Polres Bandung AKP Niko N Adiputra. Dia menuturkan, pihaknya akan menelusuri terlebih dahulu oknum kepolisian yang diduga melakukan pemukulan yang mengakibatkan tiga orang bobotoh mengalami luka.

Salah satu korban yang bernama Ricky Iswanto sempat mendapatkan perawatan di RS Soreang karena luka di bagian mata kirinya.

"Proses tersebut akan kami kembangkan secara prosedural. Siapa pun di mata hukum adalah sama. Langkah-langkah yang kami ambil tentu setelah menelusuri beberapa keterangan dari korban yang ada dan nanti akan dikembangkan lagi," ucap Niko, Minggu (28/8/2016).

Pada pertandingan tersebut, menurut Niko, pihak keamanan tidak hanya dari Polres Bandung, juga dari Polres Cimahi dan Polda Jabar.

Niko mengaku akan menindak tegas dan akan memprosesnya secara hukum yang berlaku jika oknum kepolisian yang diduga melakukan kekerasan terbukti melakukan kesalahan.

"Tentu sesuai dengan aturan yang ada. Jadi, siapa pun di mata hukum sama. Kalau memang dengan alat bukti ada dan memperkuat penetapan sebagai tersangka, nanti pasti akan diproses," ujarnya.

Menurut pengakuan korban, Ricky, pemukulan tersebut terjadi karena masalah sepele. Sebelumnya, bobotoh dilarang menggunakan kayu untuk mengibarkan 5.000 bendera di tribune timur stadion.

Kayu dan bendera pun akhirnya dibawa keluar dan dikumpulkan di lorong tribune timur.

Setelah babak pertama usai, bobotoh disebut berinisiatif melepaskan bendera dari kayu agar koreografi bisa berjalan di babak kedua. Hal itu pun sudah mendapatkan izin dari pihak kepolisian.

Banyaknya bendera membuat bobotoh yang lain ikut melepas bendera. Saat itu, polisi mengira terjadi kericuhan sehingga aparat keamanan yang berada di bawah dan di luar tribune langsung naik ke atas dan bersikap reaktif.

"Mereka kira kami tengah ribut, padahal cuma mengambil bendera buat koreografi," ucap Ricky. (Fifi Nofita)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com