Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Parma, Parmalat, dan Tepi Jurang

Kompas.com - 28/02/2015, 09:38 WIB
Okky Herman Dilaga

Penulis

KOMPAS.com - Apa kesamaan dari Gianluigi Buffon, Enrico Chiesa, Hernan Crespo, Fabio Cannavaro, Lilian Thuram, ataupun Faustino Asprilla? Yang jelas, para pesepak bola itu pernah berseragam Parma.

Pada era 1990-an, sepak bola Italia dikejutkan dengan keberadaan AC Parma. Klub tersebut baru merasakan atmosfer Serie-A pertama kalinya pada musim 1990-91. Bersaing dengan klub-klub besar macam AC Milan, Inter Milan, Juventus, dan Sampdoria, tak membuat gentar sang klub promosi.

Catatan hebat langsung ditorehkan Parma pada musim perdananya di Serie-A, yakni lolos ke kompetisi Eropa dengan menduduki peringkat keenam Serie-A. Bahkan, posisi Parma saat itu lebih baik ketimbang Juventus yang berada tepat di bawahnya.

Peran Parmalat

Kehebatan Parma pada era 1990-an tak bisa lepas dari Calisto Tanzi. Pengusaha asal Italia itu memutuskan membeli Parma yang baru saja kehilangan Presiden Ernesto Ceresini karena meninggal dunia.

Tanzi merupakan CEO Parmalat, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang makanan serta minuman. Parmalat adalah salah satu penguasa pasar makanan di Italia pada 1980 hingga 1990-an. Tak ayal, Parmalat mampu menjamin masa depan Parma dengan kekuatan uang dimiliki.

AFP PHOTO / PACO SERINELLI Mantan pemilik Parma, Calisto Tanzi.
Keseriusan Tanzi memimpin Parma langsung dibuktikan dengan kebebasan pelatih Nevio Scala membeli para pemain baru. Mendapat kepercayaan tersebut, Scala perlahan membangun Parma dengan mendatangkan pemain-pemain seperti Asprilla, Antonio Benarrivo, Gianfranco Zola, Dino Baggio, dan Fernando Couto.

Tak hanya membeli pemain baru, Parmalat juga menyokong fasilitas latihan klub dengan baik. Gelontoran dana untuk membangun akademi sepak bola Parma lebih maju mampu melahirkan pesepak bola potensial seperti Buffon.

Masa emas

Perjalanan Parma di kompetisi kasta tertinggi Italia langsung memberikan warna baru, sekaligus ancaman bagi klub-klub besar yang telah lama berkecimpung di Serie-A. Parma membuat gebrakan dengan berhasil menjadi juara Coppa Italia pada musim keduanya berkiprah di Serie-A. Sinyal waspada bagi para pesaing dengan cepat dinyalakan pasukan Scala.

Keberhasilan merengkuh trofi prestius pertama dalam sejarah itu membuat Parma berkesempatan berlaga di Piala Winners yang diperuntukkan bagi para juara turnamen di kompetisi Eropa. Parma kembali unjuk gigi. Pada musim 1992-93, trofi Piala Winners langsung dipersembahkan klub untuk Parmagiani (sebutan pada suporter Parma).

Selanjutnya sudah bisa ditebak. Parma menjelma menjadi klub yang mulai diperhitungkan. Pada musim 1994-95, Parma mendapat koleksi lagi dari ajang antarklub Eropa saat menjadi juara Piala UEFA (sekarang bernama Liga Europa).

Popperfoto Para pemain Parma merayakan gelar juara Piala UEFA pada 1995.
Dalam waktu sembilan tahun sejak promosi ke Serie-A, Parma sudah mengoleksi empat gelar di kompetisi Eropa, yakni Piala UEFA pada 1994-95 dan 1998-99, Piala Super Eropa pada 1993, dan Piala Winners pada 1992-93.

Di kompetisi dalam negeri, Parma sampai saat ini sudah merengkuh empat gelar, yakni Coppa Italia pada 1991-92, 1998-99, dan 2001-02, serta Piala Super Italia pada 1999. Untuk ajang Serie-A, prestasi terbaik Parma berada di urutan kedua pada musim 1996-97, yang saat itu dijuarai Juventus dengan selisih hanya dua poin.

Awan kelabu

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hasil Lengkap Tim Indonesia di Piala Thomas & Uber 2024

Hasil Lengkap Tim Indonesia di Piala Thomas & Uber 2024

Badminton
Hasil Man United Vs Burnley: Gol Penalti Buyarkan Kemenangan MU

Hasil Man United Vs Burnley: Gol Penalti Buyarkan Kemenangan MU

Liga Inggris
Catat Rekor Apik di Stadion Abdullah bin Khalifa, Modal Indonesia Lawan Uzbekistan

Catat Rekor Apik di Stadion Abdullah bin Khalifa, Modal Indonesia Lawan Uzbekistan

Timnas Indonesia
3 Hal yang Harus Dibenahi Indonesia Jelang Vs Uzbekistan

3 Hal yang Harus Dibenahi Indonesia Jelang Vs Uzbekistan

Timnas Indonesia
Piala Asia U23 2024: Sananta Kartu AS, Kecepatan Jadi Modal Indonesia

Piala Asia U23 2024: Sananta Kartu AS, Kecepatan Jadi Modal Indonesia

Timnas Indonesia
Hasil Sprint Race MotoGP Spanyol 2024: Jorge Martin Menang, Marquez Jatuh

Hasil Sprint Race MotoGP Spanyol 2024: Jorge Martin Menang, Marquez Jatuh

Motogp
Hasil West Ham Vs Liverpool 2-2, The Reds Gagal Menang

Hasil West Ham Vs Liverpool 2-2, The Reds Gagal Menang

Liga Inggris
Tahu Kekuatan Indonesia, Uzbekistan Bersiap

Tahu Kekuatan Indonesia, Uzbekistan Bersiap

Timnas Indonesia
Hasil Piala Thomas 2024: Jonatan Berjaya, Indonesia Bekuk Inggris

Hasil Piala Thomas 2024: Jonatan Berjaya, Indonesia Bekuk Inggris

Badminton
Piala Asia U23: Uzbekistan Kuat, Indonesia Punya Pengalaman dari Ferarri-Hokky

Piala Asia U23: Uzbekistan Kuat, Indonesia Punya Pengalaman dari Ferarri-Hokky

Timnas Indonesia
Arteta Dapat Saran dari Wenger untuk Bawa Arsenal Juara Liga Inggris

Arteta Dapat Saran dari Wenger untuk Bawa Arsenal Juara Liga Inggris

Liga Inggris
Hasil Kualifikasi MotoGP Spanyol 2024: Marquez Terdepan, Disusul Bezzecchi-Martin

Hasil Kualifikasi MotoGP Spanyol 2024: Marquez Terdepan, Disusul Bezzecchi-Martin

Motogp
Hasil Piala Thomas 2024: Fajar/Rian Menang, Indonesia Unggul 2-0 Atas Inggris

Hasil Piala Thomas 2024: Fajar/Rian Menang, Indonesia Unggul 2-0 Atas Inggris

Badminton
Prediksi Bung Ahay: Peluang Indonesia ke Final Terbuka, Waspada Gaya Eropa

Prediksi Bung Ahay: Peluang Indonesia ke Final Terbuka, Waspada Gaya Eropa

Timnas Indonesia
Semifinal Piala Asia U23, Jangan Remehkan Lagi Indonesia

Semifinal Piala Asia U23, Jangan Remehkan Lagi Indonesia

Liga Indonesia
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com