Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Parma, Parmalat, dan Tepi Jurang

Kompas.com - 28/02/2015, 09:38 WIB
Okky Herman Dilaga

Penulis

Keberhasilan menjadi juara Coppa Italia pada 2001-02 menjadi prestasi terbaik terakhir Parma. Pada akhir 2003, terungkap bahwa Parmalat, sebagai pemilik Parma mengalami krisis keuangan. Parmalat diklaim tidak bisa melunasi masalah pajak sebesar 150 juta euro.

Usut punya usut, ternyata Tanzi bersama sejumlah pemimpin perusahaan Parmalat diketahui terlibat penggelapan dan pencucian uang. Parmalat memiliki utang pinjaman kepada Bank of America sebesar lebih dari 14 miliar euro.

Masalah yang dialami Parmalat berimbas kepada operasional klub. Parma dinyatakan memiliki utang mencapai 77 juta euro. Berbagai upaya dilakukan pihak klub untuk menutupi utang tersebut, seperti mencoba mencari pengusaha yang mau membeli klub.

Akan tetapi, mencari investor asal Italia tidaklah mudah. Sementara itu, opsi menutup utang dengan menjual para pemain andalan sudah dilakukan beberapa tahun sebelumnya.

Secara beruntun setahun sekali sejak 1999, Parma menjual Juan Sebastian Veron, Crespo, Buffon, Thuram, dan Cannavaro dengan harga yang tinggi. Meski sudah mendapat dana segar dari hasil menjual para pemain terbaiknya, awan kelabu tetap menghinggapi Parma soal krisis keuangan.

Gagal bangkit

Parma akhirnya mendapat investor baru yang mau membiayai klub dalam diri Tommaso Ghirardi pada 2007. Namun, pengusaha yang bergerak di bidang bisnis industri mekanik itu tidak sekaya perusahaan Parmalat.

Ghirardi hanya mampu memberikan dana sekitar 11 juta euro bagi klub untuk membeli 11 pemain baru pada musim tersebut. Alhasil, Parma gagal bersaing di Serie-A dan harus terdegradasi ke Serie-B pada musim pertama Ghirardi ditunjuk sebagai presiden klub.

AFP PHOTO / GIUSEPPE CACACE Mantan presiden Parma, Tommaso Ghirardi.
Beruntung, Parma hanya perlu satu musim berlaga di Serie-B. Pada musim 2009-10, Parma kembali promosi di bawah asuhan pelatih Francesco Guidolin.

Cerita Parma saat promosi ke Serie-A untuk kedua kalinya jauh berbeda ketimbang pada era Scala. Dengan dana minim, Parma gagal bangkit kembali menjadi kekuatan di Serie-A. Klub-klub kini tidak lagi gentar menghadapi I Gialloblu.

Kebangkrutan di Depan Mata

Sampai pada akhirnya, Ghirardi sudah tak mampu membiayai Parma. Pada Juni 2014, Parma diklaim memiliki utang sebesar 197 juta euro. Ghirardi lantas menjual klub kepada pengusaha keturunan Rusia-Siprus, Rezart Taci, dengan nilai hanya satu euro pada 19 Desember 2014.

Taci kemudian menunjuk Ermir Kodra sebagai presiden klub. Namun, Taci terkesan tidak serius mengurus Parma. Selama memimpin Parma, Taci tidak pernah sekalipun bertemu dengan para pemain yang gajinya belum dibayar sejak awal musim 2014-15. Baru dua bulan, Taci dengan mudah menjual kembali Parma kepada Giampietro Manenti.

Dok. Zimbio Presiden Parma, Giampietro Manenti.
Manenti dengan berani mengambil risiko menjalankan operasional klub yang sedang di ambang kehancuran. Manenti menemui jalan terjal begitu sulitnya mencari uang untuk membiayai Parma.

Jangankan membayar gaji pemain serta staf pelatih yang tertunggak sejak lama, untuk membayar pihak keamanan stadion pun tidak bisa dilakukan Parma. Alhasil, laga antara Parma melawan Udinese dan diikuti menghadapi Genoa gagal terlaksana.

Yang paling miris tentunya komentar dari kapten tim, Antonio Lucarelli. "Kami mencuci seragam tim di rumah masing-masing. Kami tidak lagi memiliki binatu," kata Lucarelli.

Parma sekarang bagai berada di tepi jurang. Salah melangkah, Parma akan terperosok dan butuh waktu untuk kembali naik ke permukaan teratas, yakni Serie-A.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Xavi Putuskan Bertahan di Barcelona hingga Juni 2025

Xavi Putuskan Bertahan di Barcelona hingga Juni 2025

Liga Spanyol
Liverpool Tumbang di Tangan Everton, Van Dijk Bicara Perebutan Gelar

Liverpool Tumbang di Tangan Everton, Van Dijk Bicara Perebutan Gelar

Liga Inggris
Man United Vs Sheffield United: Bruno Berjaya, Kemenangan MU Hal Utama

Man United Vs Sheffield United: Bruno Berjaya, Kemenangan MU Hal Utama

Liga Inggris
Thomas & Uber Cup 2024: Momen Penguatan Semangat Jelang Olimpiade

Thomas & Uber Cup 2024: Momen Penguatan Semangat Jelang Olimpiade

Badminton
Siaran Langsung dan Link Live Streaming Indonesia Vs Korea Malam Ini

Siaran Langsung dan Link Live Streaming Indonesia Vs Korea Malam Ini

Timnas Indonesia
Persib Bandung Vs Borneo FC, Siasat Pieter Huistra Manfaatkan Laga

Persib Bandung Vs Borneo FC, Siasat Pieter Huistra Manfaatkan Laga

Liga Indonesia
Klasemen Liga Inggris: Liverpool Gagal Pepet Arsenal, Terancam Man City

Klasemen Liga Inggris: Liverpool Gagal Pepet Arsenal, Terancam Man City

Liga Inggris
Hasil Man United Vs Sheffield United 4-2: Roket Fernandes, Setan Merah Menang

Hasil Man United Vs Sheffield United 4-2: Roket Fernandes, Setan Merah Menang

Liga Inggris
Hasil Everton Vs Liverpool, The Reds Tumbang, Gagal Dekati Arsenal

Hasil Everton Vs Liverpool, The Reds Tumbang, Gagal Dekati Arsenal

Liga Inggris
Link Live Streaming Everton Vs Liverpool, Kickoff Pukul 02.00 WIB

Link Live Streaming Everton Vs Liverpool, Kickoff Pukul 02.00 WIB

Liga Inggris
Pengamat Korsel Bahas Beban Besar Timnas Korea Jelang Hadapi Indonesia

Pengamat Korsel Bahas Beban Besar Timnas Korea Jelang Hadapi Indonesia

Timnas Indonesia
Sirkuit Mandalika Sudah Terpesan 200 Hari untuk Even Otomotif

Sirkuit Mandalika Sudah Terpesan 200 Hari untuk Even Otomotif

Sports
Hasil Persik Vs PSS 4-4, Diwarnai Hattrick Tendangan Penalti

Hasil Persik Vs PSS 4-4, Diwarnai Hattrick Tendangan Penalti

Liga Indonesia
'Bocoran' Grup WhatsApp Timnas U23 soal Kembalinya Nathan

"Bocoran" Grup WhatsApp Timnas U23 soal Kembalinya Nathan

Timnas Indonesia
Persib Bandung Vs Borneo FC, Maung Cari Cara Bongkar Pertahanan Pesut Etam yang Minim Kebobolan

Persib Bandung Vs Borneo FC, Maung Cari Cara Bongkar Pertahanan Pesut Etam yang Minim Kebobolan

Liga Indonesia
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com