"Kesempatan tanding di kompetisi internasional, ACL misalnya, negara Asia Tenggara tuh sulit banget," ujar penulis sepak bola dan podcaster regional, Aun Rahman, kepada Kompas.com.
"Di babak kualifikasi kedua atau ketiga udah lawan tim Jepang/Cina/Australia."
Baca juga: Erspo Pertahankan Bahan Kain di Desain Baru Jersey Timnas, Patch Diganti
"Boro-boro tanding di fase grup, lolos kesana aja susah.
"Kejuaraan ini juga mengasih pengalaman tanding internasional buat klub ASEAN, Selain AFC Champions League 2 dan AFC Challenge Cup."
"Ini juga bisa membuka kesempatan bisnis lain buat klub. Market mereka jadinya tidak cuma di negara mereka doang, karena mereka akan lebih sering tanding ke sesama negara ASEAN."
"Klub-klub bisa contohnya membuat paket tur nonton di luar negeri bagi para fans."
Namun, Aun juga menekankan beberapa sisi negatif dari adanya kompetisi ini yakni tambahan laga membengkaknya biaya operasional klub.
"Jelas akan lebih banyak laga sehingga beberapa negara juga harus membuat banyak penyesuaian (terkait kalender kompetisi)," ujarnya.
"Banyaknya laga ini juga berpotensi menimbulkan kelelahan berat bagi pemain karena mereka jadinya bertanding di lebih banyak kompetisi."
"Selain kesempatan bisnis yang terbuka, laga-laga lebih banyak juga pastinya bakal menambah biaya operasional klub."
Straits Times melaporkan bahwa klub juara akan menerima uang hadiah di angka lebih dari 500.000 dolar AS atau setara 8 miliar rupiah lebih.
Namun, tim-tim peserta di fase grup juga akan mendapatkan uang partisipasi enam digit.
"Kebangkitan region ASEAN menjadi ekonomi kelima terbesar di dunia dalam beberapa dekade terakhir digabung dengna passion fans sepak bola membuat ini benar-benar jadi momen signifikan," ujar Seamus O'Brien, Presiden Sportfive, partner komersial AFF.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.