"Sebenarnya, PSSI sudah ada 1000 catatan dari internal kepada mereka. Tapi tidak kami sebar luaskan. Sebagai partner, kita bantu secara konstruktif," lanjut Marsal.
"Pertemuan (dengan Sadad dan Justinus) akhirnya diinisiasi oleh saya karena PSSI punya banyak catatan dengan Erspo, banyak improvement yang harus dilakukan. Tanpa Ernanda koar-koar pun, Erspo sudah punya banyak PR ke kami."
Ia pun menyerahkan segala aspek perbaikan yang dijanjikan Muhammad Sadad ke pihak Erspo walau menekankan perlunya keterlibatan football family ke depannya.
"Kami akhirnya sepakat untuk melakukan perbaikan. Terkait dengan poin-poin perbaikan, itu adalah kapasitas Sadad dan ia bilang iya," tuturnya melanjutkan.
"Yang penting, berikutnya kita harus belajar dari kesalahan. Kita harus riset, FGD (Focus Group Discussion), dan libatkan orang-orang bola."
Baca juga: Erspo Luncurkan Jersey Timnas Indonesia, Inspirasi Kejayaan Garuda Lawan Jepang
Pihak PSSI juga mengatakan bahwa timnas tak bisa serta merta ganti jersey pada ronde laga-laga internasional pada Juni nanti karena waktu yang dibutuhkan tidak sedikit.
"Detail timeline akan menunggu Sadad. Umumnya, di dunia fashion dan industri besar seperti ini perlu 3-6 bulan," ujarnya melanjutkan.
"Paling realistis adalah September sudah siap, harapannya adalah semoga saat kita main di putaran ketiga (Kualifikasi Piala Dunia 2026)."
Marsal pun mengutarakan bahwa pihaknya rutin mengadakan pertemuan mingguan dengan Erspo untuk melakukan evaluasi terhadap apparel Timnas Indoensia.
"Publik juga jangan mata kuda, ada banyak aspek. Bukan PSSI tidak kerja, kami melakukan tugas kami semaksimal mungkin," ujarnya melanjutkan.
"Ada catatan banyak soal Erspo. Tak mungkin dipublikasikan semuanya tapi ini sesuatu yang perlu waktu."
Kabar pergantian jersey Timnas Indonesia ini pun mendapat respons dari fans, salah satuya Budi Frastio dari komunitas Kolektor Jersey Timnas Indonesia (KJTI).
Ia mengatakan bahwa kritikan awal terhadap jersey timnas sebenarnya sudah reda sebelum kericuhan di medsos yang dipicu oleh sang desainer terjadi lagi.
"Kritikan seharusnya diterima dengan lebih bijak," ujarnya. "Apalagi, timnas belum pernah kalah memakai jersey itu dan (suara-suara negatif) sudah mulai landai. Sayang, kemudian ada serangan personal."
"Komunikasi publik harus diperbaiki."