KOMPAS.com - Hukuman 10 poin yang diterima Everton mengapungkan pertanyaan soal nasib Manchester City dan Chelsea di Premier League.
Everton menerima hukuman terbesar sepanjang sejarah Premier League setelah kubu Liverpool tersebut dinilai melanggar regulasi PSR (Profitability and Sustainability Rules).
Klub asuhan Sean Dyche tersebut divonis melewati batasan kerugian dalam periode tiga musim ke belakang yang mencapai 124,5 juta pound di mana maksimalnya 105 juta pound.
Hal ini bisa terjadi antara lain karena pembelian-pembelian mahal dan bergaji besar yang tak berbicara banyak di lapangan dan semua pengeluaran yang terkait dengan rencana klub pindah stadion.
Mereka juga terdampak oleh Covid-19 dan sanksi yang dijatuhkan ke investor kunci klub, Alisher Usmanov, setelah Rusia menginvasi Ukraina.
Hukuman kepada Everton disebut merupakan sanksi pengurangan poin terberat dalam sepanjang sejarah Premier League.
Baca juga: Everton Minus 10 Poin, Kasus Terberat Sepanjang Sejarah Premier League
Hasil ini membuat Everton terjun ke peringkat ke-19 Premier League dengan torehan empat angka dari 12 laga.
Kubu Everton sendiri mengutarakan bahwa mereka "terkejut dan kecewa" oleh keputusan yang diambil Komisi Premier League ini.
"Klub percaya bahwa Komisi telah menjatuhkan hukuman olahraga yang sangat tidak proporsional dan tak adil," tulis pernyataan resmi mereka.
"Everton menegaskan bahwa kami selalu terbuka dan transparan dalam menyediakan informasi kepada Premier League dan selalu menghormati inegritas prosesnya."
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.