KOMPAS.com - PT LIB selaku penyelenggara kompetisi dan PSSI menargetkan penggunaan VAR (Video Assistant Referee) di Liga 1 akan bergulir pada akhir Februari 2024. PT LIB akan melakukan sosialisasi penggunaan VAR secara menyeluruh.
Total investasi PT LIB dan PSSI ke sistem VAR dimulai dari kerja sama dengan Hawkeye, pelatihan, pembelian alat, dan lainnya menghabiskan anggaran sekitar Rp100 miliar.
PT LIB kini melakukan sosialisasi kepada semua stakeholder sepak bola, klub, wasit, suporter, dan para pesepak bola. Tak hanya itu, sosialisasi juga akan dilakukan ke pencinta sepak bola.
Nantinya, VAR akan terdiri dari seorang wasit VAR, asisten VAR, dan operator replay.
Hal tersebut diungkapkan oleh Tim Project VAR sekaligus Direktur Operasional PT LIB Asep Pratama di Jakarta pada Kamis (16/11/2023).
"Pelaksanaannya tetap wasit yang akan menentukan pilihan atau mengambil keputusan di lapangan," tuturnya di Antara.
Baca juga: Piala Dunia U17 2023: Bima Bicara Drama VAR Saat Indonesia Vs Maroko
Asep pun menambahkan hanya ada empat keputusan yang dapat melibatkan VAR: Melihat situasi gol atau tidak gol, melihat penalti atau tidak, melihat pelanggaraan berpotensi kartu merah atau tidak, dan melihat apakah wasit melakukan kesalahan pengambilan keputusan.
"Hanya empat ini yang dapat digunakan wasit dalam penggunan VAR, jadi ini yang akan disosialisasikan," kata dia.
Salah satu hal penting yang juga telah ditetapkan PSSI dan PT LIB adalah VAR akan dipusatkan di masing-masing stadion tempat laga bergulir.
Ruangan VAR bisa menggunakan ruangan di stadion atau mobil van khusus.
PT LIB disebut telah memetakan kebutuhan ruangan di stadion serta memperkirakan kebutuhan 11-12 mobil van yang akan diubah menjadi ruangan VAR.
Stadion-stadion yang menggelar laga Piala Dunia U17 sudah memiliki fasilitas VAR lengkap tetapi mobil-mobil van dibutuhkan apabila stadion yang menjadi lokasi pertandingan Liga 1 tak memiliki ruangan yang sesuai dengan standar yang ditetapkan FIFA.
Sementara, Ketua Umum PSSI Erick Thohir mengatakan bahwa sistem VAR yang akan dipakai di Liga 1 akan berbeda dengan sistem VAR yang telah ada di Piala Dunia U17.
"Enggak lah, kita akan beli sendiri," tutur Erick ketika ditemui wartawan seusai laga Timnas U17 Indonesia lawan Maroko.
Baca juga: Irak Vs Timnas Indonesia, Shayne Yakin Garuda Belajar dari Kekalahan
Ia juga menuturkan, kalau publik juga harus siap dengan drama VAR seperti yang terlihat di laga Piala Dunia U17 tersebut saat Indonesia tak mendapatkan penalti pada babak kedua.
VAR melakukan cek ketika bola hasil tendangan Achmad Zidan dari situasi bola mati mengenai tangan salah satu pemain Maroko di kotak terlarang.
Wasit Morten Krogh lantas berdiskusi dengan VAR. Ia sempat berlari ke arah layar monitor VAR di pinggir lapangan guna melihat tayangan ulang.
Krogh memutuskan untuk tidak memberikan penalti kepada timnas U17 Indonesia.
"Kembali, itu keputusan. Nanti juga di Liga pakai VAR, pasti ada kontroversi," ujar Erick ketika ditanya soal keputusan VAR.
"Jadi kalau menurut saya itu keputusan ya. Wasit sudah melihat, saya rasa diambil keputusan yang benar dan tentu hasilnya memang kita sebenarnya kita harus bermain dengan yang lebih baik."
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.