BANDUNG, KOMPAS.com - Imran Nahumarury pelatih Malut United FC serasa bernostalgia kembali ke Stadion Siliwangi Bandung.
Ketika tim yang ia latih bertandang ke markas Persikab Kabupaten Bandung dalam Kompetisi Liga 2 2023-2024, Jumat (13/10/2023).
Ia mengenang masa-masa menjadi pemain Persib Bandung musim Ligina 2004-2005.
Persib yang berkandang di stadion legendaris Siliwangi telah berubah kini menjadi stadion lapangan sintetis. Namun, bentuk bangunan yang ia kenal dulu masih sama dengan sekarang.
Baca juga: Hasil Liga 2, Ambisi Persikab Lanjutkan Tren Kemenangan Digagalkan Maluku United
Selain lapangan rumput sintetis, ada perubahan yang modern dari papan skor digital.
Namun tetap menjaga kepala Maung ada di papan skor tribune Timur.
Ketika duel Persikab vs Malut United diumumkan di Stadion Siliwangi, Imran jelas sangat termotivasi dan senang karena akan bernostalgia di sana.
“Waktu diumumkan kami akan main di Stadion Siliwangi saya merasa termotivasi dan senang, karena Siliwangi tempat dimana saya pernah main di Persib,” kata Imran saat diwawancarai KOMPAS.com.
“Jadi semacam second home, motivasi lebih untuk memberikan hasil terbaik buat Malut United, untuk teman-teman,” lanjutnya.
Baca juga: Hasil Liga 2: FC Bekasi City Tak Terbendung, Ezechiel di Puncak Daftar Top Skor
Sayang hasil pertandingan Persikab vs Malut United berakhir imbang dengan skor 1-1.
Gol pemain dari pemain debutan Malut United, Andreas ado menit ke-5, dibalas gol penalti Azamat Abdullaev menit ke-56. Imran tetap mensyukuri hasil tersebut.
Dalam nostalgianya ia jelas tak bisa melupakan dukungan dari Bobotoh. Stadion Siliwangi yang selalu berisik setiap Persib bermain.
Ia juga turut mengenang salah satu pertandingan yang paling berkesan ketika menjamu rival klasik Persebaya Surabaya di sana.
Ketika itu Imran yang sedang mengalami cedera terpaksa harus bermain karena stok gelandang tim arahan Juan Paez yang menipis.
Baca juga: Hasil Liga 2: Persikab Menang berkat Main Sabar, Perserang Kian Terpuruk
Dalam starting Imran diandalkan bersama Alejandro Tobar, Suwita Patah, Yaris Riyadi, dan Aji Nurpijal dalam formasi 3-5-2.
Dalam pertarungannya, ia harus meladeni pemain-pemain berkualitas Persebaya seperti Danilo Fernando, Chairil Anwar, Uston Nawawi, Mat Halil, dan Anang Ma’ruf.
Persib berhasil mencetak gol di babak pertama lewat lesakkan Aji Nurpijal dari luar kotak penalti.
“Waktu itu saya cedera, saya enggak bisa main, tapi karena berhubung pemain kami kurang ya mau enggak mau saya harus main,” kenangnya.
“Waktu itu saat Persib lawan Persebaya, saya ingat banget kita bisa menang 1-0, itu salah satu momen yang tidak bisa saya lupa di Siliwangi,” ceritanya singkat.
“Saat itu Paez tidak ada pilihan lain lagi, gelandang sudah pada enggak ada saya hari itu bisa dibilang sudah enggak boleh main dan dipaksakan main Alhamdulillah bisa menang,” tuturnya.
Baca juga: Drama dari Liga 2: Menang dengan 10 Pemain? Malut United Bilang Pasti Bisa
Meski hanya satu musim memperkuat Persib, Imran sangat mengenang pelatih yang mempercayainya saat itu Juan Paez.
Baginya, pelatih asal Chile itu tidak sekedar pelatih biasa, ia adalah guru sekaligus motivator bagi pemain-pemain Persib lainnya.
“Waktu itu Paez tipikal sosok yang tidak hanya pelatih, tapi guru dan motivator. Dia selalu kasih motivasi sehingga kami pemain merasa ada second hand dari diri kami, dan semangat yang tidak ada bisa muncul,” imbuhya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.