Tanpa pembangunan infrastruktur, di mana anak-anak kita mau bermain bola dengan baik dan benar sejak usia dini? Betapa besar peran pemerintah dan swasta dalam membangun lapangan sepak bola. Beruntunglah saat ini ada lapangan dengan rumput sintetis yang jadi pilihan alternatif ketika biaya perawatan rumput alami dianggap semakin mahal.
Penerapan filosofi bermain sepak bola di era Luis Milla sejak 2017 tak boleh dipandang enteng dalam perkembangan sepak bola di Tanah Air. Para pelatih, pembina, dan pengelola sepak bola memiliki panduan dalam menjalankan program. Ibarat guru pengajar di sekolah memiliki kurikulum yang jelas. Lalu, terjadi peningkatan jumlah pelatih sepak bola dalam beberapa tahun terakhir dan juga kursus-kursus kepelatihan yang semakin berkualitas.
Baca juga: Emas Sepak Bola SEA Games Hasil Desain, Bukan Kebetulan
Dampaknya, pembinaan pemain sejak usia dini semakin baik. Pelatih tidak lagi mengajarkan anak-anak bermain sepak bola berdasarkan naluri dan kebiasaan, melainkan sudah memiliki acuan dan program yang jelas sesuai tingkatan usia.
Kehadiran sekolah-sepak bola dan menjamurnya kompetisi usia muda jelas menjadi faktor penting dalam pengembangan dan pembangunan sepak bola di negeri ini. Tak mungkin kita bantah medali emas SEA Games 2023 berkat andil penting dari pelatih-pelatih di SSB dan tempaan kompetisi usia muda yang dijalani pemain asuhan Indra Sjafri.
Medali emas SEA Games tentu tidak cukup untuk memuaskan pencinta sepak bola di Tanah Air. Ada Piala AFF yang masih menjadi "buron" sulit didapat. Kita juga ingin melihat timnas Indonesia berbicara banyak di level Asia dan tentu saja dunia.
Saya mengajak kita semua untuk mengamini pernyataan FIFA bahwa timnas suatu negara akan lebih baik bila memiliki grassroot yang kuat. Belajar bermain sepak bola dengan benar hendaknya dimainkan sejak usia dini, dimulai usia 6-12 tahun. Juga wajib menjaga program pengembangan usia muda alias youth development serta coaching education.
Sulit berharap munculnya pemain-pemain hebat, walau berbakat, ketika tidak dipoles oleh pelatih sepak bola yang memiliki ilmu kepelatihan yang baik. Sungguh disayangkan bila pemain muda berbakat hanya menjadi perbincangan dan banjir pujian hingga ia berusia belasan tahun, lalu kemudian layu karena salah arahan dari pelatih.
Jadi, membangun tim sepak bola berprestasi itu hendaknya tidak melihat situasi saat ini saja. Kita berterima kasih kepada seluruh pemain, Indra Sjafri, serta tim pelatih SEA Games 2023, tetapi tidak melupakan proses perkembangan pembangunan sepak bola di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.