Menanggapi badai kritik tersebut Bangbang Syamsudar bijaksana. Ia mengatakan kritik adalah hal yang lumrah dalam dunia perwasitan.
“Di setiap pertandingan di liga dan negara manapun, wasit akan menjadi perbincangan ketika mengalami kesalahan. Akan tetapi dianggap angin lalu ketika memimpin dengan baik,” ujarnya.
Perihal kritik terhadap kualitas wasit Indonesia, ia mengajak melihat dari sudut pandang yang lebih luas.
Banyak hal yang terjadi terhadap sepak bola Indonesia. Mulai dari pandemi Covid-19 yang membuat kompetisi vakum sampai setahun penuh kemudian Tragedi Kanjuruhan yang memaksa kompetisi ditangguhkan.
Baca juga: Klasemen Akhir Liga 1: PSM Juara, Persija Runner-up, Persib Merosot
Bangbang Syamsudar mengakui kejadian-kejadian tersebut ikut mempengaruhi kualitas wasit Indonesia lantaran pasang dan surut jam terbang.
“Pengalaman seperti naik roller coaster, pasang surut semangat. Setelah dihantam Covid di tahun-tahun sebelumnya dan sempat vakum setelah ada tragedi Kanjuruhan,” tutur wasit yang sempat menjadi pemain Persib U18 itu.
“Sehingga minimnya jam terbang wasit berimbas pada maturitas cara memimpin menghasilkan banyak human error,” sambungnya.
Namun kesalahan bisa diperbaiki, selama semangat untuk berbenah itu masih ada wasit Indonesia masih bisa menjadi lebih baik lagi.
Ia pun berharap badai kritik di tahun ini bisa menjadi motivasinya bersama para wasit untuk bisa lebih baik lagi dalam menjalankan amanat yang diberikan.
“Mudah mudahan di tahun yang akan datang kami bisa improve dengan etos kerja yang baik,” pungkas Bangbang Syamsudar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.