KOMPAS.com - Wacana pembatasan 2 pemain naturalisasi di klub untuk kompetisi musim depan terus menjadi pembahasan panas.
Reaksi keras dari pemain naturalisasi karena dianggap aturan itu sebagai bentuk diskriminasi. Mereka merasa mendapatkan perlakukan yang berbeda dari pemain lokal.
Padahal sama-sama diakui sebagai warga negara Indonesia yang sah.
Sementara pengamat sepak bola menganggap pembatasan ini juga sebagai pelanggaran hak baik dalam ranah football family maupun Hak Asasi Manusia secara undang-undang.
Menanggapi kegaduhan yang terjadi, pelatih Arema FC Putu Gede memberikan pendapatnya. Menurutnya pembatasan pemain naturalisasi ini kurang dibutuhkan.
"Saya tidak khawatir (dengan penerapan pembatasan pemain naturalisasi) karena kualitas hampir sama," ujar pelatih kelahiran Denpasar itu.
"PSM tidak ada (pemain naturalisasi) ya kuat. Persija juga enggak ada (pemain naturalisasi) juga kuat. Gak perlu dikhawatirkan," jelas dia.
"Saya paham supaya kekuatan merata. Tapi kalo naturalisasi bayar mahal dan tidak tidak ada kontribusi ya sama aja," ujarnya menambahkan.
Baca juga: Pelatih Persib Luis Milla Bicara soal Pembatasan Pemain Naturalisasi
Putu Gede menyarankan supaya wacana pembatasan ini perlu dikaji kembali.
Dia justru merasa dengan membebaskan klub merumuskan komposisi terbaiknya sehingga menuntut pemain lokal untuk bersaing.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.