KOMPAS.com – Performa Arema FC bisa dibilang masih inkonsisten selama Liga 1 2022-2023. Tren performa itu kian kentara usai terjadinya tragedi Kanjuruhan.
Tim beralias Singo Edan sempat meraih lima kemenangan beruntun saat kompetisi kembali digulirkan dengan sistem bubble.
Namun, performa Arema FC justru turun drastis pada dua laga terakhir putaran pertama Liga 1 2022-2023. Hasil minor itu disusul dengan tiga kekalahan beruntun pada tiga partai awal putaran kedua.
Melihat performa tim yang inkonsisten, pelatih Arema FC, I Putu Gede, mencoba memberikan penanganan khusus kepada para pemain agar kembali ke performa terbaik.
Baca juga: Persib Vs Arema FC, Sesal Maung Bandung Bermain Tanpa Bobotoh
Sebagai legenda hidup Arema, I Putu Gede, sudah hafal luar dalam tentang bagaimana kondisi dan karakteristik permainan tim.
Ia mencoba kembali menghidupkan persaingan antarpemain untuk bisa merebut satu tempat di susunan starter.
Pendekatan I Putu Gede jelas terlihat dalam tiga laga terakhir Arema FC, di mana nama Adilson Maringa tidak tertera sebagai kiper inti.
Padahal, sebelumnya, Adilson Maringa nyaris tak tersentuh dan selalu menjadi pilihan utama.
I Putu Gede menyinggung soal hukum prestasi yang diberlakukan di Arema FC. Sang pelatih menghendaki pemain Arema FC tidak ada yang merasa nyaman dengan posisinya sebagai pemain utama.
“Saya tipikal yang enggak bergantung pada satu pemain saja. Prinsip hukum prestasi ini harus ditanamkan ke diri pemain. Siapa pun punya kesempatan yang sama dan prosesnya sama,” ujar pelatih berdarah Bali itu.
“Saya mau semua yang ada di tim ini, semua merasa enggak aman. Kalaupun pemain bintang juga harus kerja keras dengan yang ada sekarang. Ini akan kami coba bagaimana cara meningkatkan kualitas tim,” ujarnya menambahkan.
Baca juga: Arema FC Jalani Sidang, Tegaskan Upaya Maksimal Bantu Korban Tragedi Kanjuruhan
I Putu Gede juga mengakui selama menukangi Arema FC dalam empat laga terakhir, dirinya menilai kondisi fisik pemain belum mencapai taraf ideal untuk bersaing di kompetisi ketat dengan jadwal padat.
Hal itulah yang menurutnya berdampak pada performa pemain Arema FC di lapangan.
“Semua sama kondisi fisik mereka yang sebenarnya. Tim ini saya lihat dari tiga laga enggak ideal untuk berkompetisi dengan fisik seperti ini,” ucap I Putu Gede.
“Pelan-pelan kami lakukan perubahan, salah satunya tantangan treatment kembalikan kondisi mereka ke dalam kompetisi yang jaraknya dekat,” ujarnya menutup.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.