“Kami punya mimpi, suatu hari mungkin ada anak-anak dari PFA bisa main di Timnas Indonesia,” ujarnya melanjutkan.
“Namun, paling penting, adalah setelah mereka selesai bermain sepak bola ada nilai-nilai yang mereka bawa kembali ke masyarakat. Ini penting.”
“PFA ini harus jadi Freeport mini. Nilai-nilainya adalah budaya korporat: tidak boleh pukul orang, bully orang, menghormati satu sama lain, buang sampah tidak boleh sembarang, mengantri di counter bandara, masuk tepat waktu, tidak boleh tipu-tipu,” tutur penggila sepak bola tersebut.
“Nilai-nilai ini harus bisa kami sampaikan.”
Baca juga: Luncurkan Papua Football Academy, Jokowi Harap Muncul Legenda Sepak Bola dari Papua
Ia melanjutkan bahwa PFA itu ibarat laboratorium mini di mana semua pihak bisa belajar mengenai nilai-nilai budaya dan membawanya kembali ke keluarga mereka masing-masing.
Hal itu merupakan pesan yang diharapkan akan bisa disalurkan anak-anak didik PFA ke masyarakat luas.
“Kita ajarkan ke anak-anak dan ketika mereka kembali ke masyarakat bisa menjadi duta-duta kebaikan. Mereka berbicara hal-hal baik dan benar,” tuturnya.
“Kita merajut mimpi untuk melihat talenta-talenta sepak bola terbaik Tanah Papua untuk menjadi pemain yang bisa berbicara di level nasional bahkan suatu saat mewakili Indonesia di level internasional.”
Hal serupa juga dikatakan oleh pelatih Wolfgang Pikal yang menjadi Direktur Akademi PFA.
"Fokus di PFA adalah agar para pemain tak hanya bagus secara teknik dan taktik tetapi juga punya sifat yang baik untuk jadi manusia baik dan pemain profesional," ujarnya kepada Kompas.com.
Ia menambahkan bahwa PFA mengajarkan tiga pilar penting: Skill kehidupan sehari-sehari, termasuk disiplin dan higienis; Akademik sekolah di mana mereka terus melanjutkan pendidikan formal; dan ketiga adalah sepak bola.
"Harapannya adalah pertama agar semua anak di sini jadi manusia baik dan produktif dalam lingkungan keluarga besar mereka," tuturnya.
"Kemudian, semoga setengah dari anak-anak didik kami bisa menjadi pemain profesional."
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.