Demam lato-lato juga terjadi kepada pemain Arema FC, Andik Rendika Rama. Ia ikut bermain lato-lato karena sangat populer dimainkan anak-anak di daerah sekitar rumahnya, tidak terkecuali anaknya.
Baca juga: Arema FC Minta Maaf ke Tim Liga 3 Usai Dituding Tak Punya Empati
Ia pun tertarik memainkan kembali permainan masa kecilnya itu.
“Pas di depan rumah ramai main, ya jadi ikut bermain karena anak di rumah main lato-lato jadiwes belajar dan main sama anak,” tutur pemain bernomor punggung 24 itu.
“Dulu pas SD udah main namanya tek ketek sekarang namanya lato-lato yang lagi viral,” tambahnya.
Siapa sangka permainan masa kecilnya tersebut juga menjadi sarana untuk menghabiskan quality time bersama dengan sang anak.
Senada dengan Andik Rendika Rama, Evan Dimas Darmono juga mengikuti trend. Ia pertama kali tahu lato-lato dari sang adik yang setiap hari memainkannya.
Baca juga: Persiapan Arema FC Jadi Tim Musafir Liga 1, Peras Ide untuk Sponsor
Ia pun kemudian tertarik untuk bisa membuat pendulum lato-lato berbenturan atas dan bawah secara terus menerus.
Sayangnya dari beberapa percobaan masih gagal. Dari situ, ia kemudian terus penasaran untuk bisa menaklukkan lato-lato.
“Saya lihat adek terus ternyata banyak yang main jadi pengen nyoba, akhirnya keterusan tapi tidak bisa bisa. Akhirnya pinjem punya adek ya tetep ga bisa-bisa juga,” ujarnya sembari tertawa.
Lato-lato berasal dari bahasa suku Bugis. Berasal dari kata kajao-kajao, artinya nenek-nenek yang berubah pengucapan menjadi kato-kato dan kemudian lato-lato.
Sebagian masyarakat menganggap demam lato-lato ini memberikan dampak positif bagi anak-anak agar tidak terpaku memegang ponsel.
Mainan ini juga dipercaya dapat melatih konsentrasi dan fokus.
Tidak sedikit orang yang terganggu dengan suara nyaring yang keluar ketika dua bala lato-lato saling beradu.
Selain itu, ada pula yang mengalami memar di punggung telapak tangan atau benjol di dahi karena terkena lato-lato bahkan baru-baru ini beredar sampai menjerat leher.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.