Sebab, ia mendapatkan pengalaman kurang menyenangkan saat pertandingan melawan Kamboja yang dihadiri langsung oleh Presiden Joko Widodo.
“Saat pertandingan pertama melawan Kamboja karena RI 1 nonton malah pengamanan jadi terlalu berlebihan dan ribet. Antrean terlalu lama dan menumpuk," ujarnya.
"Belum lagi area tribune untuk penonton tiba-tiba sudah diisi petugas tidak berseragam dan tamu undangan. Ini harus lebih diatur dengan baik,” ucap pria yang berprofesi sebagai penyiar radio dan vokalis band metal tersebut.
Selain itu, yang membuat ganjalan adalah jumlah penjualan tiket yang diumumkan tidak sama dengan kehadiran suporter yang datang.
“Seperti pertandingan lawan Thailand disebutkan jumlah penonton 49.000 sekian. Padahal, menurut pengamatan dan pengalaman saya nonton di GBK kemarin itu lebih dari 50.000,” ucapnya.
Menurutnya, hal ini disebabkan ada oknum tidak bertanggung jawab. Sebab, ia masih menemukan calo tiket walaupun dengan sistem online yang sudah ketat.
Baca juga: Piala AFF 2022, Timnas Vietnam dan Kutukan 27 Tahun Lawan Indonesia
Kendati demikian, Stephanus Adjie merasa tidak khawatir muncul hal-hal yang tidak diinginkan seperti Tragedi Kanjuruhan.
Ia merasa pengamanan di SUGBK sudah sangat baik dan pihak keamanan sudah teredukasi dengan lebih baik.
“Untuk segi pengamanan saya yakin dengan Tragedi Kanjuruhan pasti pihak yang terkait sudah banyak belajar dan memperbaikinya,” tutur pria asal Solo itu.
“Namun, diperlukan juga kedewasaan dari penonton dan suporter. Semua pihak federasi, polisi, dan penonton harus berubah semakin baik,” pungkasnya.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.