KOMPAS.com - Penerapan sistem penjualan tiket online pertandingan Piala AFF 2022 cukup berhasil. Tingkat kepuasan suporter terhadap distribusi tiket pertandingan meningkat.
Seperti yang diungkapkan oleh Stephanus Adjie, salah satu suporter timnas yang menyaksikan pertandingan Kamboja, Thailand, dan rencananya Vietnam di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) Jakarta.
Ia mengaku penerapan tiket online menjadi terobosan yang sangat memudahkan.
“Pembelian tiket gampang sih. Tinggal buka di situs mitra penyedia tiket online yang ditunjuk. Mudah dan tidak ribet harus antre,” ujar pria yang biasa disapa Adjie itu kepada Kompas.com.
“Namun, memang karena antusias masyarakat sangat besar jadi harus cepat-cepatan.”
“Masuk ke stadion tinggal menunjukkan kode barcode tidak perlu dicetak dan tukar gelang. Simple dan mudah. Tidak buang-buang kertas dan nyampah juga,” sambungnya.
Secara keseluruhan, Stephanus Adjie mengaku sangat puas, tetapi mengeluhkan manajemen kerumunan yang masih dirasa kurang.
Hal tersebut membuat masing-masing individu bergerak sendiri-sendiri untuk menjadi yang terdepan. Sementara itu, akses masuk terlalu kecil sehingga terjadi terjadi antrean panjang dan berjubel.
“Kendala utama lebih ke akses pintu masuk ke area stadion yang tidak dibuka semua jadi lama dan antre terlalu lama. Perlu juga petugas untuk atur alur antrean,” terangnya.
Selain itu, skema pengamanan dan kedatangan tamu undangan juga dirasa perlu diperbaiki lagi.
Sebab, ia mendapatkan pengalaman kurang menyenangkan saat pertandingan melawan Kamboja yang dihadiri langsung oleh Presiden Joko Widodo.
“Saat pertandingan pertama melawan Kamboja karena RI 1 nonton malah pengamanan jadi terlalu berlebihan dan ribet. Antrean terlalu lama dan menumpuk," ujarnya.
"Belum lagi area tribune untuk penonton tiba-tiba sudah diisi petugas tidak berseragam dan tamu undangan. Ini harus lebih diatur dengan baik,” ucap pria yang berprofesi sebagai penyiar radio dan vokalis band metal tersebut.
Selain itu, yang membuat ganjalan adalah jumlah penjualan tiket yang diumumkan tidak sama dengan kehadiran suporter yang datang.
“Seperti pertandingan lawan Thailand disebutkan jumlah penonton 49.000 sekian. Padahal, menurut pengamatan dan pengalaman saya nonton di GBK kemarin itu lebih dari 50.000,” ucapnya.
Menurutnya, hal ini disebabkan ada oknum tidak bertanggung jawab. Sebab, ia masih menemukan calo tiket walaupun dengan sistem online yang sudah ketat.
Kendati demikian, Stephanus Adjie merasa tidak khawatir muncul hal-hal yang tidak diinginkan seperti Tragedi Kanjuruhan.
Ia merasa pengamanan di SUGBK sudah sangat baik dan pihak keamanan sudah teredukasi dengan lebih baik.
“Untuk segi pengamanan saya yakin dengan Tragedi Kanjuruhan pasti pihak yang terkait sudah banyak belajar dan memperbaikinya,” tutur pria asal Solo itu.
“Namun, diperlukan juga kedewasaan dari penonton dan suporter. Semua pihak federasi, polisi, dan penonton harus berubah semakin baik,” pungkasnya.
Sementara itu, pihak PSSI yang membawahi pertandingan Timnas Indonesia juga menunjukkan totalitasnya dalam transisi dari sistem penjualan konvensional ke online.
Salah satu cara untuk meningkatkan antusiasme pendukung timnas adalah dengan membuat program tiket pre-sale terbatas.
Tiket ini dijual dengan harga spesial lebih murah sampai 25 persen, tetapi hanya berlaku pada pembelian hari Selasa (3/1/2023). Kemudian, harga kembali normal sampai hari H pertandingan.
"Harga yang didapat tentunya akan lebih murah daripada harga normal," ujar Sekretaris Jenderal PSSI Yunus Nusi dalam keterangannya, dikutip dari laman resmi PSSI.
"Kami berharap penjualan tiket lancar dan tidak ada kendala. Bagi penonton yang datang, kami harap tertib, menjaga keamanan, serta mengikuti peraturan yang berlaku di SUGBK," ujarnya lagi.
https://bola.kompas.com/read/2023/01/06/12000078/tiket-daring-buat-kepuasan-suporter-timnas-meningkat-tetapi
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.