Wasit Final Piala Dunia 2022 Akui Bikin Kesalahan yang Rugikan Perancis

KOMPAS.com - Wasit Szymon Marciniak akui melakukan satu kesalahan saat memimpin pertandingan final Piala Dunia 2022 Argentina vs Perancis.

Kesalahan itu terjadi pada masa injury time babak kedua (90+8') ketika Kingsley Coman dilanggar Marcos Acuna saat serangan balik Perancis.

Szymon Marciniak mengatakan bahwa dia seharusnya membiarkan permainan tetap berjalan alias play on buat Perancis.

"Tentu saja, ada kesalahan di final ini. Saya menginterupsi serangan balik Perancis setelah tekel buruk dari Marcos Acuna," ucap Marciniak, dikutip dari Metro, Minggu (25/12/2022).

Baca juga: Final Piala Dunia 2022: Wasit Szymon Marciniak Tak Bisa Berhenti Tersenyum

"Saya khawatir pemain yang dilanggar (Coman) 'bersantai' dulu, tapi saya salah membaca situasi karena itu tak terjadi," imbuhnya.

"Itu situasi sulit. Dalam pertandingan seperti ini, saya membuat kesalahan tak terlihat. Yang penting bukan kesalahan fatal," tutur wasit asal Polandia itu.

Duel Argentina vs Perancis dinilai sebagai final terbaik dalam sejarah Piala Dunia.

Bagaimana tidak? Papan skor pertandingan enam kali berubah sebelum pemenang ditentukan lewat adu penalti.

Baca juga: Final Piala Dunia 2022, Wasit Marciniak dan Kekalahan Telak Lionel Messi

Pada waktu normal, Argentina unggul dua langkah lebih dulu melalui gol Lionel Messi (23' -pen) dan Angel Di Maria (36').

Perancis kemudian menyamakan kedudukan berkat brace alias dwigol Kylian Mbappe (80' -pen, 81')

Pada masa perpanjangan waktu atau extra time, Argentina dan Perancis sama-sama mencetak satu gol.

Gol tambahan Albiceleste dilesakkan Lionel Messi (108'), sedangkan gol Les Bleus dibukukan Kylian Mbappe (118').

Baca juga: Argentina Vs Perancis, Penunjukan Wasit Szymon Marciniak Bangkitkan Kenangan Buruk Messi

Skor 3-3 membuat pertandingan final Piala Dunia 2022 harus diakhiri dengan adu penalti.

Pada adu tendangan penalti, Argentina unggul 4-2 atas Perancis. Kemenangan tim Tango ditentukan lewat eksekutor keempat, Nahuel Molina.

Bagi Argentina, itu adalah gelar Piala Dunia ketiga mereka setelah 1978 dan 1986.