Perjuangan luar biasa dari tim yang hanya mencapai babak perempat final Piala Afrika 2021 dan kalah dari Benin di babak 16 besar Piala Afrika 2019.
Bahkan, untuk level kontinental pun, Maroko hanya pernah sekali jadi juara Piala Afrika (1976).
Walau demikian, pencapaian historis itu masih belum cukup dengan kegagalan mencapai final sangat menyakitkan bagi gelandang tangguh Sofyan Amrabat.
"Sulit untuk berpikir soal hal positif bagi para pemain seusai laga seperti ini. Anda ingin mencapai final jika sudah sedekat ini," tuturnya seusai laga kontra Perancis, seperti dikutip dari The Athletic.
Amrabat pun memuji kontingen fans Maroko yang datang dalam jumlah besar untuk mendukung timnas mereka.
"Para suporter bersama kami sepanjang turnamen. Mereka luar biasa. Karena mereka, kami bisa seperti ini. Namun, karena mereka juga kami ingin memberikan laga final," tuturnya lagi.
Baca juga: Perancis Vs Maroko: Tali Putus, Mbappe Ganti Sepatu
Pelatih Walid Regragui, yang baru menukangi tim ini selama tiga bulan mengingatkan para pemainnya agar tak berkecil hati.
"Kami memberikan upaya maksimal, itu hal terpenting," ujarnya.
"Kami punya beberapa pemain yang cedera dan itu terbukti sedikit terlalu banyak bagi kami," tuturnya.
"Namun, para pengganti memberikan maksimum yang mereka punya," katanya.
"Selamat kepada para pemain saya. Hasil ini tak mengambil apa yang telah mereka lakukan di sini," tutur Regragui.
Maroko memang membawa warna unik ke turnamen ini.
Kehadiran keluarga mereka, terutama ibunda para pemain merupakan suasana yang nyaris baru di Piala Dunia.
???? ??? ?? pic.twitter.com/2BLQ2jVbii
— Achraf Hakimi (@AchrafHakimi) November 27, 2022
Beberapa pemain Maroko seperti Achraf Hakimi kerap langsung menghampiri ibunya yang berada di tribune untuk memberikan dukungan langsung.
Sejak pertandingan pertama, Hakimi sering tertangkap kamera melakukan perayaan dengan mencium kening sang ibu seusai laga.