“Kami memiliki pemain dengan karakter, karakter yang mengantar mereka sampai di tempat mereka sekarang ini,” kata asisten pelatih Argentina, Roberto Ayala, beberapa waktu lalu.
Kemunculan “sisi gelap” Messi tak disikapi negatif oleh publik Argentina. Messi seperti figur pahlawan sepak bola idaman Argentina yang lahir kembali.
Menurut penulis buku "Angel With Dirty Faces: The Footballing History of Argentina", Jonathan Wilson, Maradona ibarat kata adalah perwujudan nyata dari sebuah nubuat.
Jonathan Wilson berpegang dari sebuah editorial di surat kabar El Grafico terbitan tahun 1928 tentang gambaran ideal pahlawan sepak bola Argentina.
Andai sebuah patung didirikan untuk mendeskripsikan pahlawan sepak bola Negeri Tango, dia akan berupa seorang bocah miskin, berambut berantakan, bermata tajam namun penuh muslihat, disertai senyum tipis yang memperlihatkan gigi-gigi kecil keropos karena makan roti kemarin.
Baca juga: Semifinal Piala Dunia 2022 Argentina Vs Kroasia, Modric Tahu Cara Hentikan Messi
Gambaran itu pernah mengejawantah dalam rupa Maradona, dan diyakini kini terpancar lagi melalui Messi.
“Dia sebelumnya tidak pernah bersikap kasar atau tak sopan, sifat yang di Argentina kerap dinilai penting untuk naik ke dalam jajaran idola,” tulis jurnalis La Nacion, Cristian Grosso, soal ledakan emosi Messi.
“Pesepak bola terhebat sepanjang sejarah, dengan berani memimpin timnya melaju lagi ke semifinal Piala Dunia, 10 untuk negeri, di halaman lain yang tak terlupakan, juga bisa menjadi sosok yang vulgar,” tulis Cristian Grosso lagi.
Messi begitu nyata menunjukkan karakter dan nyalinya. La Pulga semakin sulit dihentikan karena ia pun kerap “menghilang” bagai hantu dalam permainan, untuk kemudian muncul lagi sebagai malaikat penyelamat.
Usia yang sudah tak lagi belia, 35 tahun, menuntut Messi bermain cerdas, memusatkan seluruh tenaganya ke dalam momen krusial.
Selama Piala Dunia 2022, Messi sangat sering terlihat hanya berjalan kaki, tampak tak berbahaya, dan tak perlu menerima penjagaan khusus.
“Namun, Messi sekarang ini lebih sulit untuk dikejar, mengambang di pinggiran permainan sampai tiba momen yang tepat. Anda bisa menjaga seorang manusia, lebih sulit untuk menjaga hantu,” tulis Jonathan Wilson dalam kolomnya di The Guardian baru-baru ini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.