"Ziyech adalah pemain hebat dan Tannane sangat bagus, tetapi bagaimana Anda bisa bersikap bodoh dengan memilih Maroko ketika Anda memenuhi syarat untuk tim Belanda?" ujar Marco van Basten.
Dalam hal ini, Marco van Basten juga mempertanyakan peran agen di balik keputusan Hakim Ziyech.
"Mengapa mereka yang disebut agen itu tidak lebih mewakili kepentingan pemain? Lebih baik mereka menjual kue," ujar Marco van Basten yang pernah menjadi pelatih Hakim Ziyech di Heerenveen.
Baca juga: Kebaikan Suporter Maroko dan Malam Bahagia untuk Adham
Setelah Marco van Basten menyatakan kritik keras, Hakim Ziyech ketika itu merespons dengan pernyataan yang tak kalah agresif.
"Van Basten adalah pemain yang bagus, tetapi dia bukan pelatih kelas atas," ucap Hakim Ziyech.
Hakim Ziyech kemudian menegaskan bahwa keputusan memilih timnas Maroko diambil berdasarkan panggilan hati.
"Saya tidak akan bermain untuk Belanda. Memilih timnas tidak dilakukan dengan otak, tapi dengan hati!" tutur pemain yang juga sempat bersinar bersama Ajax Amsterdam tersebut.
Baca juga: Kesalahan Hakim Ziyech adalah Cerminan Kata-kata Albert Einstein
Kini, panggilan hati Hakim Ziyech membawa dirinya dan timnas Maroko ke semifinal Piala Dunia 2022 Qatar.
Maroko lolos ke semifinal Piala Dunia 2022 seusai menang 1-0 pada perempat final kontra Portugal, Sabtu (10/12/2022).
Ketika Maroko mencapai semifinal, Belanda tersingkir di perempat final atau 8 besar.
Belanda gugur setelah takluk lewat adu penalti dalam laga panas kontra Argentina.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.