Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wawancara Eksklusif Suami Istri Asal Indonesia yang Jadi Volunteer Piala Dunia 2022

Kompas.com - 12/12/2022, 08:40 WIB
Ferril Dennys,
Benediktus Agya Pradipta,
Sem Bagaskara

Tim Redaksi

Kalau dukanya mungkin ya capek lah ya, karena kami harus sampai di stadion itu lima jam sebelum pertandingan dimulai. Kami bertemu banyak orang, ada yang orang datangnya telat, terus agak marah, tapi kami harus tetap bikin dia tenang, bikin dia senang agar mempunyai kenangan yang indah di Qatar ini.

Baca juga: Jadwal Lengkap Semifinal Piala Dunia 2022: Argentina Vs Kroasia, Perancis Vs Maroko

Diana: Seperti suami saya, lebih banyak sukanya daripada dukanya. Sukanya ya itu tadi bisa ketemu orang baru, bisa merasakan atmosfernya World Cup itu sendiri di stadion dan tidak hanya bertemu spectators dari berbagai negara, tapi volunteers juga. Volunteers dari Qatar sendiri yang terdiri dari berbagai macam suku bangsa, juga ada international volunteers, ketemu dari Nigeria, ketemu dari Selania Baru, Sri Lanka, dan dari Indonesia juga yang datang jauh-jauh memang khusus untuk jadi volunteer ini.

Dukanya sih sama. Kami harus tetap kuat dengan kondisi yang kayak kemarin awal-awal waktu bulan November, Piala Dunia kan masih panas, Qatar belum dingin. Waktu itu tugas, istilahnya di PSA, PSA itu pintu pertama masuk dari spectators yang enggak ada atapnya sama sekali. Ya tapi enjoy aja karena kita senang melihat berbagai dandanan para spectators yang heboh-heboh itu masuk. 

Kami anggap itu sebagai pengalaman yang lucu kalau misalkan spectators seperti suami saya bilang, dari situ kami belajar dari security supervisor, team leader, soal crowd management. Jadi kami mengarahkan, sedangkan spectators yang datang kan enggak ngerti ya, ya mereka maki-maki kami lah. Ya kami tetap harus senyum biar mereka jadi tenang dan akhirnya bisa enjoy di dalam pertandingan, menonton bolanya.

Baca juga: Top Skor Piala Dunia: Mbappe Memimpin dengan Rekor, Pele Ikut Senang

Ibu menjadi salah satu volunteer yang masuk FIFA media ya? Itu kenapa awalnya? Bisa diceritakan?

Diana: Saya kan suka menyapa orang, waktu itu pertandingan antara Korea sama apa saya lupa. Waktu itu saya tahu, kalau Korea itu suka menyapa "Annyeonghaseyo" gitu. Jadi, terus kalau ada orang Spanyol waktu itu datang, kami ngomongnya "Hola, como estas?", gitu. Dengan kami menyapa seperti itu, mereka senang. 

Sampai ada team lead nanya, "Kamu ngomong apa, kok orang-orang jadi ketawa?". Waktu itu saya menerangkan ke team leader saya yang orang Skotlandia, lalu ada tim dari FIFA di sebelah saya. Dia bilang, "Kamu punya energi positif, sejauh apa pengalamanmu menjadi volunteer?". ya saya bilang, saya ingin memberikan pengalaman yang bagus bagi mereka, menyalurkan kegembiraan, karena kami kan harus happy dulu ya saat menjealani setiap tugas kita.

Kalau kami happy, menjalankannya dengan suka cita, pasti orang merasa bahwa kami memang happy. Akhirnya mereka bilang, "Oke sebentar, saya panggil fotografer dari FIFA". Terus akhirnya setiap gerakan saya difoto dan masuk di portalnya FIFA tentang menyebarkan kegembiraan. Memang bener sih, kalau kita punya energi positif, pasti kita bisa salurkan itu ke orang-orang sehingga orang-orang di sekitar kita bsia merasakan hal yang sama.

Baca juga: Prediksi Harry Maguire: Piala Dunia 2022 Milik Perancis

Apa pengalaman paling menyenangkan?

Wahyu: Pengalaman yang paling menyenangkan sebenarnya itu tadi, tugas kita sebagai spectators services yang buat cheer up orang-orang ya, penonton-penonton itu, jadi yang paling membuat saya senang itu kalau melihat mereka juga happy. Jadi saya ingat banget waktu pertama kali dateng, waktu pertama kali tugas itu ada spectators dari Meksiko yang mana buat saya itu heboh banget, totalitas orang meksiko. Jadi kami bilang "Welcome, Meksiko, enjoy the game", dan dia membalasnya dengan antusias. Itu luar biasa buat saya. 

Jadi yang tadinya buat berangkat aja kami capek, kami naik metro, jalan jauh, ketemu orang itu capeknya langsung hilang. Buat saya, melihat mereka enjoy, mereka puas, mereka happy, itu buat saya pengalaman yang paling mengesankan.

Diana: Kalau saya pernah waktu itu udah malam ya, capek. Setelah selesai tugas, memang kita kan pulangnya bareng para spectators itu. Ya, enggak rame banget, udah mulai berkurang. Waktu itu mau menuju ke metro kan kami naik kayak eskalator gitu, terus ada yang bilang, "Kamu volunteer dari mana?". Saya jawab dari Indonesia, tapi tinggal di sini (Qatar). "Oh karena kalian para volunteer, kami bisa menikmati pertandingan itu dengan nyaman. Berkat kerja keras kalian kami bisa menikmati peetandingan hari ini". Itu saya langsung "wow", berarti walaupun gitu doang tuh ternyata membekas di mereka. 

Jadi pengalaman yang baik juga buat mereka. Seperti suami saya, capeknya tuh langsung hilang. Memang kami sebagai volunteer waktu pakai baju ini kita tuh jujur ya, kami tuh ga hanya di stadion aja loh jadi volunteer, bahkan di metro itu orang lari-lari cari kami.

Karena mereka kan tamu dari luar Qatar, jadi kami sebagai tuan rumah harus siap melayani mereka, membantu mereka. Itu sih, saya senangnya gitu, mereka menghargai kami dan mereka membutuhkan kami.

Baca juga: Semifinal Piala Dunia 2022: Bayern Muenchen Jadi Penyumbang Pemain Terbanyak

Bagaimana bekerja dengan para volunteer yang lebih muda?

Wahyu: Memang kebanyakan volunteer itu masih muda-muda. Bahkan, sebagian besar seumuran anak saya. Jadi waktu kami ketemu dengan mereka jadi kayak kami ada semangat lagi. Dengan kita bergaul dengan mereka, vibe kami jadi mengikuti mereka. Kami jadi semangat menjadi anak muda lagi.

Diana: Beberapa teman tim itu seperti suami saya bilang, banyak yang seumuran anak saya yang pertama, jadi sekitar umur 24, 23, 22, 19, jarang yang di atas saya. Kadang mereka kalau melihat, saya kan orangnya rame gitu ya, jadi mereka kadang malah ngikut. 

Terus waktu itu ada spectators marah-marah. Biasa kalau anak muda kan emosinya enggak terima gitu ya, terus waktu itu saya ngingetin dia, "Udah gapapa, biarin aja, dia kan ga ngerti maksudnya mungkin, just let him go". Di situ dia bilang, "Untung ya ada kamu, pengalaman kamu dalam menangani orang lebih baik daripada saya.". Ya karena kita kan kalau seumuran gini ngerti ya, lebih bisa handle emosi daripada yang muda-muda itu. 

Jadi saya dan suami mengambil energi mereka. Mereka ambil kesabaran kita untuk handle itu para spectators yang frustrasi atau enggak sabaran.

Baca juga: Kata-kata Pertama Ronaldo Setelah Portugal Tersingkir dari Piala Dunia 2022

Kenapa mau bersusah payah, capek-capek mengabdikan diri untuk para spectators?

Wahyu: Kami melihat perkembangan (Qatar) dari tahun 2011 sampe 2022 benar-benar luar biasa. Negara ini sudah berusaha luar biasa untuk acara FIFA world Cup ini dan kami, saya, itu ingin menjadi bagian dari kesuksesan Qatar ini. 

Buat kami volunteer ini sebagai suatu kebanggaan, kami bagian dari kesuksesan Qatar, dan inilah yang bisa kita berikan buat Qatar dengan secara tidak langsung, kami pingin orang-orang yang datang ke Qatar mempunyai kenangan atau mempunyai pengalaman yang baik, positif, tentang Qatar.

Diana: Seperti yang suami saya bilang, Kami mau memberikan kembali ke Qatar, karena selama 11 tahun kami tinggal di sini kan Qatar sebagai rumah kami yang kedua. Anak-anak kami tumbuh dan besar di sini, dan kami terberkati dengan negara ini. 

Jadi, kami mau mengembalikan, ya ucapan terima kasih kami lah ke Qatar ini. Seperti yang suami saya juga bilang. Kita ingin menunjukkan bahwa ini loh Qatar. Saya awal pindah ke sini aja tuh enggak tahu Qatar tuh di mana.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pelatih Uzbekistan Amati Indonesia, Garuda Tahu Cara Ladeni Tim Besar

Pelatih Uzbekistan Amati Indonesia, Garuda Tahu Cara Ladeni Tim Besar

Timnas Indonesia
Ernando Bersinar di Timnas U23 Indonesia, Kekaguman dari Pelatih Persebaya

Ernando Bersinar di Timnas U23 Indonesia, Kekaguman dari Pelatih Persebaya

Timnas Indonesia
Siaran Langsung dan Live Streaming Thomas & Uber Cup 2024, Aksi Indonesia Dimulai

Siaran Langsung dan Live Streaming Thomas & Uber Cup 2024, Aksi Indonesia Dimulai

Badminton
Liverpool Dapatkan Pengganti Klopp, Arne Slot Sang 'Gila Kontrol'

Liverpool Dapatkan Pengganti Klopp, Arne Slot Sang "Gila Kontrol"

Liga Inggris
KFA Minta Maaf Usai Korsel Kalah dari Indonesia dan Gagal ke Olimpiade

KFA Minta Maaf Usai Korsel Kalah dari Indonesia dan Gagal ke Olimpiade

Internasional
Timnas Indonesia 'Dikepung' Juara Piala Asia U23, STY Minta Garuda Percaya

Timnas Indonesia "Dikepung" Juara Piala Asia U23, STY Minta Garuda Percaya

Timnas Indonesia
Timnas U23 Indonesia Jadi Kabar Gembira, Energi untuk Semua Atlet

Timnas U23 Indonesia Jadi Kabar Gembira, Energi untuk Semua Atlet

Timnas Indonesia
Leicester Promosi ke Premier League, Kans Tutup Musim dengan 100 Poin

Leicester Promosi ke Premier League, Kans Tutup Musim dengan 100 Poin

Liga Inggris
Trofi Liga Champions ke Indonesia, Morientes dan Vidic Turut Serta

Trofi Liga Champions ke Indonesia, Morientes dan Vidic Turut Serta

Sports
Timnas U23 Indonesia dan Olimpiade 2024, Mimpi dari Selembar Karton Putih

Timnas U23 Indonesia dan Olimpiade 2024, Mimpi dari Selembar Karton Putih

Timnas Indonesia
Jadwal Thomas dan Uber Cup 2024: Tim Putra Indonesia Vs Inggris, Putri Lawan Hong Kong

Jadwal Thomas dan Uber Cup 2024: Tim Putra Indonesia Vs Inggris, Putri Lawan Hong Kong

Badminton
Timnas Indonesia Sudah Layak Bersaing di Level Asia

Timnas Indonesia Sudah Layak Bersaing di Level Asia

Timnas Indonesia
Daftar 4 Tim Lolos Semifinal Piala Asia U23 2024, Uzbekistan Lawan Indonesia

Daftar 4 Tim Lolos Semifinal Piala Asia U23 2024, Uzbekistan Lawan Indonesia

Internasional
Jadwal Indonesia Vs Uzbekistan pada Semifinal Piala Asia U23 2024

Jadwal Indonesia Vs Uzbekistan pada Semifinal Piala Asia U23 2024

Timnas Indonesia
Turnamen Basket Mandiri 3x3 Indonesia, Antusiasme Peserta di Medan

Turnamen Basket Mandiri 3x3 Indonesia, Antusiasme Peserta di Medan

Sports
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com