Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wawancara Eksklusif Suami Istri Asal Indonesia yang Jadi Volunteer Piala Dunia 2022

Kompas.com - 12/12/2022, 08:40 WIB
Ferril Dennys,
Benediktus Agya Pradipta,
Sem Bagaskara

Tim Redaksi

Kami mau menunjukkan bahwa walaupun negara kecil tapi tuh mereka sudah menjadi saluran berkat buat banyak bangsa. Kami memang capek, tapi kami mau menunjukkan bagaimana mereka menyambut orang, sangat membantu, dan  mereka tidak memandang latar belakang orang, semua disambut dengan baik di Qatar ini. Itu sih yang menjadi latar belakang kami menjadi volunteer.

Baca juga: Piala Dunia 2022: Portugal Gugur, Mencadangkan Ronaldo adalah Kesalahan!

Apa apresiasi FIFA kepada volunteer?

Diana: Kontribusi dari FIFA sendiri itu kami disediakan kayak transport itu free, karena kami punya akreditasi itu kami bisa free ke mana-mana, naik bus, naik metro, free. Terus seragam ini disediakan oleh FIFA, dan itu tadi, kami ingin memberikan yang terbaik, karena namanya juga volunteer ya, kami membantu dengan sukarela. Apa pun yang kami dapat ya kami bersyukur, karena memang kami ingin menjadi bagian dari ajang besar ini untuk Qatar.

Apa pengalaman unik yang paling diingat?

Diana: Volunteers ini kan lambangnya hati, maksudnya tuh bahwa volunteer itu the heart of World Cup ini. Jadi kami tuh kayak heart beat-nya World Cup. 

Waktu itu pengalaman unik, seperti yang saya bilang, ketemu spectators yang mengharhai, kami senang. Terus uniknya lagi, karena ada international volunteer, kami bisa ketemu volunteer dari negara lain. Ada volunteer dari Selandia Baru itu udah tua juga, dia bagi-bagi ke satu timya kayak suvenir yang personal ada nama dia. Jadi waktu itu saya beri dia, dia koleksi pin tuh, kebetulan saya ada koleksi pin rumah gadang. Saya kasih ke dia, senang dia. Terus dia keluarin tuh suvenirnya dia, personal, ada namanya dia di situ, jadi unik gitu ya. 

Jadi, sesama volunteer bisa saling sharing. Dia juga sudah berusia. Jadi dia juga memberikan masukan-masukan ke teman yang masih muda ini, bagaimana untuk handle orang. 

Baca juga: Nestapa Harry Kane di Piala Dunia 2022: Bahagia Berubah Jadi Air Mata

Wahyu: Di Stadion 974 itu enggak ada AC, karena memang dibuat temporary, jadi habis FIFA World Cup mungkin akan dibongkar lagi. Sama tadi, pengalamannya volunteer banyak dari internasional, luar Qatar, jadi kami ketemu banyak orang baru dan pengalaman menarik lainnya juga. 

Kami tuh ditugaskan di tiap sif pertandingan. Jadi di 974 itu ada 7 pertandingan dengan masing-masing sif itu dengan dua negara berbeda lah. Jadi pengalaman saya tuh bisa melihat tipe-tipenya, misalkan spectators yang negara ini semangat banget, heboh banget lah, sementara negara ini saya perhatiin agak kalem, orangnya agak pendiem, tapi tetep mereka mendukung. Ya itulah pengalaman saya yang saya masih ingat, ketemu berbagai suporter dari berbagai negara.

Diana: Satu lagi yang unik itu, waktu ada pertandingan Arab Saudi lawan Polandia. Jadi satu suporter yang bukan pedukung Arab, tapi dia dikelilingi suporter Arab yang menyanyikan yel-yel. Akhirnya suporter yang sendiri itu ikut yel-yel bersama pendukung Arab saudi.

Jadi saya melihat bagaimana World Cup ini bisa menyatukan berbagai negara. Enggak ada tuh musuh-musuhan, itu sudah mereka lupakan karena olahraga ini tuh menyatukan mereka semuanya. Mereka juga saling bantu, saling cheer up. Kegembiraan itu benar-benar dirasakan semua orang. Mereka mengesampingkan segala perbedaan yang ada di olahraga ini.

Baca juga: Argentina Vs Kroasia, Tim Tango Sempurna di Semifinal Piala Dunia

Bagaimana proses kerja sebagai volunteer? Apakah tidak mengganggu jam kerja sehari-hari?

Wahyu: Jadi di Qatar ini untuk beberapa perusahaan yang ada di Doha, ada kebijaksaan jam kerjanya dikurangi. Jadi biasanya mungkin dari jam 8 (pagi) sampai jam 4 (sore), ini yang di Doha jadi jam setengah 7 pagi sampai jam setengah 12 siang.

Nah jadwal yang kita shift (sebagai volunteer) sudah keluar di awal-awal. Jadi shift yang untuk volunteer ini buat saya tidak mengganggu jadwal kerja saya. Jadi paginya tetep kerja normal.

Diana: Lima jam sebelum pertandingan sudah harus ada di stadion. Jadi kami datang, masuk melalui gerbang untuk volunteer, itu kami di scan akreditasi kami, terus kami jalan menuju gate, itu kami check-in, di-scan lagi. Nah dari situ kami dapat deployment card, kayak pembagian tim gitu. Saya kan dapat delapan shift, satu sampai tujuh saya tuh di luar terus, yang tanpa atap itu. Kita enggak bisa milih karena setiap hari beda-beda. Tiap kali dateng, kami dapet tim baru, team leader baru, dan supervisor baru. 

Saat briefing, apa sih yang ditekankan oleh team leader?

Wahyu: Di mana pun kami (ditugaskan), mau di luar atau di dalam (stadion), kami harus  selalu senyum. Mau capek seperti apa pun, senyum. Sebetulnya tugas utama kami tuh itu.

Baca juga: Al-Hilm, Bola Baru untuk Semifinal dan Final Piala Dunia 2022 Qata

Diana: Saya pernah, di shift keempat, supervisor saya kakinya sakit, enggak bisa jalan. Lalu, saya diminta jadi team leader dadakan. Satu shift naik pangkat. Saya merasakan the power of blue folder (map biru). Itu isinya denah lokasi, terus nama-nama anggota tim, terus juga deployment-nya, misal tugas si A di mana. Nah waktu itu saya kebagian tuh, di training super cepat karena kebutuhan.

Bagaimana soal jadwal shift selama jadi volunteer?

Wahyu: jadwalnya itu sama kayak bekerja normal, delapan jam di outdoor per shift, tugasnya pasti pas ada pertandingan. Itu ada shift, libur, dan istirahat.

Diana: Kalau Mas Wahyu tujuh shift, saya di Education City delapan shift plus dua. Jadi yang pertama itu venue training sama rehearsal. Jadi rehearsal itu biar kami tahu, pas datang ambil deployment card, dibagi tugasnya di mana, kayak simulasi lah untuk hari-H. Kemudian kami volunteer diberikan kesempatan untuk berfoto dengan trofi FIFA (Piala Dunia). Kami dapat invitation, kami booking waktunya biar mereka ngaturnya gampang. Karena total volunteer kan 20.000. kalau enggak diatur booking jadwalnya kan repot. 

Lalu ada volunteer center, istilahnya hub volunteer, itu ada di Doha Exhibition Center. Kami dulu training di situ, interview di situ, terus kemudian mengambil seragam volunteer juga di situ, dan tempat kami foto dengan trofi. Selain itu, di dinding panjang itu ada nama-nama 20.000 volunteer yang terlibat. Jadi kami senang ya, kami dihargai kayak ami dibuatin museum, Ini loh, Kalau tanpa kalian tuh kami enggak ada napasnya.

Mereka mengapresiasi, srtiap kali datang kami dapat gift, Setiap shift pun kami dapat gift, dapat pin, dapat bola, yang semuanya itu enggak dijual di luar. Itu benar-benar personal. Terbatas hanya untuk volunteers. Itu suatu penghargaan buat kami bahwa mereka tuh mikirin. Kami bahagia banget menjadi bagian dari sejarah perhelatan besar ini. Itu sih yang enggak akan terbayarkan. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Link Live Streaming PSG Vs Dortmund, Kickoff 02.00 WIB

Link Live Streaming PSG Vs Dortmund, Kickoff 02.00 WIB

Liga Champions
DXI Community Camp, Rumah Komunitas Pencinta Olahraga Ekstrem Jalin Relasi

DXI Community Camp, Rumah Komunitas Pencinta Olahraga Ekstrem Jalin Relasi

Sports
Perjalanan Berliku Persija di Liga 1, Thomas Doll Ungkap Penyebabnya

Perjalanan Berliku Persija di Liga 1, Thomas Doll Ungkap Penyebabnya

Liga Indonesia
Eks Juventus Ingin Juara di Persib, Tak Sabar Tampil di Championship Series

Eks Juventus Ingin Juara di Persib, Tak Sabar Tampil di Championship Series

Liga Indonesia
Persija Putuskan Absen, PSM Ikut ASEAN Club Championship 2024-2025

Persija Putuskan Absen, PSM Ikut ASEAN Club Championship 2024-2025

Liga Indonesia
Seputar Stade Leo Lagrange yang Dikritik STY: Saksi Gol Historis, Tersebar di Penjuru Perancis

Seputar Stade Leo Lagrange yang Dikritik STY: Saksi Gol Historis, Tersebar di Penjuru Perancis

Timnas Indonesia
Indonesia Vs Guinea: Amunisi Baru Garuda Tiba di Paris, Yakin ke Olimpiade

Indonesia Vs Guinea: Amunisi Baru Garuda Tiba di Paris, Yakin ke Olimpiade

Timnas Indonesia
5 Momen 'Buzzer Beater' Historis di Playoff NBA

5 Momen "Buzzer Beater" Historis di Playoff NBA

Sports
Indonesia Vs Guinea, Saat Garuda Lebih 'Panas' dari Sang Gajah...

Indonesia Vs Guinea, Saat Garuda Lebih "Panas" dari Sang Gajah...

Timnas Indonesia
Piala Asia U17 Putri 2024: Claudia Scheunemann dkk Tingkatkan Kecepatan

Piala Asia U17 Putri 2024: Claudia Scheunemann dkk Tingkatkan Kecepatan

Timnas Indonesia
Indonesia Vs Guinea: Tantangan Persiapan 72 Jam

Indonesia Vs Guinea: Tantangan Persiapan 72 Jam

Timnas Indonesia
Persib Tatap Championship Series, Gim Internal untuk Jaga Kebugaran

Persib Tatap Championship Series, Gim Internal untuk Jaga Kebugaran

Liga Indonesia
PSG Vs Dortmund: Enrique Tebar Ancaman, Ingin Cetak 2 Gol dalam 3 Detik

PSG Vs Dortmund: Enrique Tebar Ancaman, Ingin Cetak 2 Gol dalam 3 Detik

Liga Champions
Jadwal Siaran Langsung Indonesia Vs Guinea di Playoff Olimpiade 2024

Jadwal Siaran Langsung Indonesia Vs Guinea di Playoff Olimpiade 2024

Timnas Indonesia
Indonesia Vs Guinea: Garuda Muda Terus Bersiap di Tengah Kelelahan

Indonesia Vs Guinea: Garuda Muda Terus Bersiap di Tengah Kelelahan

Timnas Indonesia
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com