Hal ini tak lepas dari penggunaan sejumlah energi seperti pencahayaan dan air conditioner (AC) yang sangat efisien.
"Di Middle East pakainya sertifikat GSAS, dan kami dapat sertifikat GSAS bintang lima. Itu tertinggi buat level sustainability," kata Heriadi kepada KOMPAS.com.
Baca juga: Nestapa Harry Kane di Piala Dunia 2022: Bahagia Berubah Jadi Air Mata
"Kenapa? Karena bahan yang dipakai 20 persen adalah daur ulang, kemudian pemakaian energinya juga sangat efisien, banyak solar power buat lighting, buat AC," ujar Heriadi.
"Seperti kita tahu, Education City Stadium punya air conditioning, tapi konsumsi air conditioning-nya itu hanya 12 persen dari total konsumsi energi. Jadi, sangat bagus," tutur Heriadi yang mengaku telah bekerja di Qatar sejak 2008 tersebut.
Setelah itu, Heriadi menjelaskan bahwa kapasitas Education City Stadium akan dikurangi menjadi sekitar 20.000 setelah Piala Dunia 2022 rampung.
Hal tersebut dilakukan untuk semakin memperkuat aspek keberlanjutan di Education City Stadium.
"Sesudah World Cup, biar lebih sustainable lagi, buat perawaran dan operasi, kapasitasnya akan dikurangi menjadi sekitar 20.000," ucap Heriadi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.