KOMPAS.com - Perupa asal Yogyakarta, Galih Satrio, merespons gelaran Piala Dunia 2022 dengan pameran seni berjudul 11+1 yang diselenggarakan pada 26 November sampai 4 Desember 2022.
Bertempat di Garasi Tirtodipuran 17, Yogyakarta, Galih yang selama ini berkarya melalui media digital mencoba menampilkan hasil dari proses eksplorasinya menggunakan arang pada media kanvas.
Ia berkolaborasi dengan sejumlah penulis sepak bola pada pameran ini dengan Puthut EA. sebagai penulis utamanya.
Baca juga: Jadwal 8 Besar Piala Dunia 2022: Belanda Vs Argentina, Inggris Vs Perancis
Mulai dari Cruyff's Turn yang tersohor, gembiranya Singa Tua Roger Milla di sudut lapangan, tragisnya nasib Andres Escobar, hingga megahnya proses Goal of The Century milik Diego Maradona.
Semua momen itu disajikan melalui kasar dan naturalnya goresan arang di atas kanvas.
"Sepak bola itu menarik karena memang dinikmati secara visual. Atraksi, gaya berpakaian, kegembiraan, semua dipendarkan memasuki mata, telinga, dan pikiran," tulis Galih dalam rilis persnya,
Galih yang terbiasa bekerja melalui perangkat digital dengan penuh warna, pada pameran ini mencoba lebih "menyederhanakan" ekspresi visualnya dengan balutan monokrom.
Ia ingin mengajak orang untuk lebih fokus pada hal yang tampak sederhana. Kesederhanaan yang elegan.
Baca juga: Wenger soal Kegagalan Jerman di Piala Dunia 2022: Fokus pada Kompetisi, Bukan Politik
Galih Satrio adalah perupa yang lahir di Semarang dan telah tinggal di Yogyakarta
selama lebih dari 20 tahun.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.