KOMPAS.com - FIFA pernah mengecam dan melarang timnas Kamerun mengenakan jersey basket pada Piala Dunia 2002.
Timnas Kamerun pertama kali memakai jersey basket produksi apparel asal Jerman, Puma, pada Piala Afrika 2002.
Jersey basket yang dimaksud di sini adalah kaus tanpa lengan seperti layaknya rompi.
Entah kebetulan atau tidak, jersey basket tersebut membawa keberuntungan untuk timnas Kamerun asuhan Winfried Schafer.
Timnas Kamerun yang kala itu diperkuat Samuel Eto'o muda sukses membawa pulang trofi juara Piala Afrika 2002.
Sekitar enam bulan setelah menjadi Raja Afrika, timnas Kamerun terbang ke Asia untuk mengikuti Piala Dunia 2002 (Korea Selatan-Jepang).
Baca juga: Piala Dunia 2022: Kamerun Tak Gentar Hadapi Brasil
Namun, timnas Kamerun tidak bisa lagi mengenakan jersey basket pada Piala Dunia 2002 karena dilarang oleh FIFA.
"Itu bukan jersey. Itu adalah rompi," kata juru bicara FIFA, Keith Cooper, terkait keputusan melarang jersey basket timnas Kamerun pada Piala Dunia 2002, dikutip dari Dream Team FC.
Meski sudah dilarang oleh FIFA, timnas Kamerun tetap mengenakan jersey basket pada Piala Dunia 2002.
Puma dan timnas Kamerun terbilang sangat cerdik untuk mengakali larangan FIFA soal jersey basket.
Bagaimana tidak, timnas Kamerun memakai dalaman hitam berlengan agar tetap bisa menggunakan jersey basket sepanjang Piala Dunia 2002.
Baca juga: Profil Tim Piala Dunia 2022: Kamerun, Motivasi Tinggi The Indomitable Lions
Dengan kata lain, seluruh pemain timnas Kamerun secara tidak langsung seperti memakai dua jersey ketika tampil di Piala Dunia 2002.
Berikut adalah beberapa foto penampilan timnas Kamerun dengan jersey basket pada Piala Dunia 2002:
? In 2002 Cameroon wore a sleeveless kit, and won the African Cup of Nations wearing it ????
Later that summer FIFA refused to let them wear it at the World Cup and they had to improvise sleeves ???? pic.twitter.com/H4deyXnrA3
— B/R Football (@brfootball) January 26, 2021
Throwback to when Cameroon's 2002 World Cup kit was literally a vest, but FIFA wouldn't let them play sleeveless so they had to put on black undershirts resulting in this: pic.twitter.com/mJMCFpcyEj
— Ball Street (@BallStreet) June 12, 2018
Tampil dengan jersey "modifikasi" pada Piala Dunia 2002, nasib timnas Kamerun tidak semujur seperti ketika menjuarai Piala Afrika 2002.
Indomitable Lions, julukan timnas Kamerun, tersingkir di fase grup Piala Dunia 2002 setelah hanya mampu meraih empat poin dari tiga laga.
Baca juga: Serba-serbi Hattrick di Piala Dunia, Tercepat hingga Tertua
Kontroversi jersey timnas Kamerun tidak berhenti di Piala Dunia 2002.
Timnas Kamerun lagi-lagi membuat FIFA geram menjelang Piala Afrika 2004 karena persoalan jersey.
Skuad timnas Kamerun kala itu memang sudah meninggalkan jersey basket.
Namun, timnas Kamerun tetap menjadi sorotan ketika merilis jersey dengan model satu potong dalam artian celana dan baju menyatu.
Secara garis besar, jersey model satu potong timnas Kamerun itu menyerupai seragam atlet senam atau lari.
Berikut adalah foto jersey model satu potong timnas Kamerun pada 2004:
Cameroon (the shorts & jersey attached) - 2004 pic.twitter.com/AiI0waGQWB
— Actualkits (@actualkits) September 28, 2022
Timnas Kamerun terus menggunakan jersey model satu potong itu sejak fase grup Piala Afrika 2004 hingga tersingkir di babak perempat final.
Melihat hal itu, FIFA langsung menghukum federasi sepak bola Kamerun (Fecafoot) denda sebesar 154.000 dollar AS atau sekitar Rp 2,39 milir (kurs 28 Oktober 2022).
FIFA juga menghukum timnas Kamerun pengurangan enam poin dalam klasemen Kualifikasi Piala Dunia 2006.
Baca juga: Ranking FIFA Peserta Piala Dunia 2022: Brasil Tertinggi, Ghana Terendah
Dua hukuman itu tidak lepas dari aturan FIFA terkait detail perlengkapan pemain di lapangan.
Dikutip dari BBC Sport, aturan FIFA menyebut setiap pemain harus mengenakan kaus atau jersey, celana, kaus kaki, pelindung kaki atau decker, dan sepatu.
"Itu (jersey model satu potong timnas Kamerun) bertentangan dengan aturan. Aturannya sudah jelas, setiap pemain harus mengenakan satu baju, celana pendek, dan kaus kaki," kata Presiden FIFA ketika itu, Sepp Blater.
"Timnas Kamerun tidak mematuhi aturan itu. Anda tidak bisa bermain dengan melanggar aturan. Kami adalah penjaga aturan dan hukum sepak bola. Hukum sepak bola bersifat universal," ucap Sepp Blater.
Hukuman FIFA juga tidak lepas dari perjanjian dengan federasi sepak bola Kamerun.
BBC Sport menyebut FIFA dan federasi sepak bola Kamerun sudah sepakat bahwa jersey model satu potong hanya boleh digunakan pada fase grup Piala Afrika 2004.
Baca juga: Piala Dunia 2022: Giovanni Simeone Mengetuk Pintu Argentina
Setelah FIFA menjatuhkan hukuman ke federasi sepak bola Kamerun, Puma langsung mengajukan gugatan ke pengadilan Jerman.
Dikutip dari Daily Mail, nilai gugatan Puma ke FIFA mencapai 2,4 juta dollar AS atau sekitar 37,3 miliar (kurs 28 Oktober 2022).
Puma mengajukan gugatan karena merasa sudah dirugikan oleh FIFA.
Salah satu alasan Puma menggugat FIFA adalah mereka mengaku sudah mendapat persetujuan terkait jersey model satu potong timnas Kamerun.
Hal itu diungkapkan oleh petinggi Puma ketika itu, Horst Widmann.
"Kami tidak melakukan kesalahan. Kami sudah menunjukkan jersey itu ke FIFA dan CAF. Mereka semua tidak melarang," kata Widmann dikutip dari BBC Sport.
"Itu bukan masalah kami jika pejabat FIFA tidak memberi tahu Sepp Blater soal jersey timnas Kamerun," ujar Widmann.
Baca juga: Piala Dunia 2022, Pesta Sepak Bola Dunia Terakhir untuk Modric
Lebih lanjut, Widmann juga menilai jersey model satu potong timnas Kamerun tidak melanggar aturan FIFA.
"Tidak ada aturan tertulis yang menyebut baju dan celana pemain harus terpisah. Fungsi baju dan celana dalam seragam model satu potong tidak berubah," kata Widmann.
"Satu-satunya perbedaan hanyalah baju dan celana seragam timnas Kamerun disatukan," tutur Widmann.
"FIFA mengeluarkan peringatan. Namun, kami tidak mungkin memproduksi seragam baru timnas Kamerun dalam hitungan hari," ucap Widmann menambahkan.
Tidak lama setelah Puma mengajukan gugatan, FIFA langsung mencabut hukuman timnas Kamerun.
Namun, timnas Kamerun tetap gagal lolos ke Piala Dunia 2006 karena gagal bersaing di Kualifikasi Zona Afrika.
Pada Piala Dunia 2022 Qatar, timnas Kamerun tergabung di Grup G bersama Serbia, Swiss, dan Brasil.
Piala Dunia 2022 sendiri akan dimulai 23 hari laga. Qatar selaku tuan rumah Piala Dunia 2022 akan tampil pada laga pembuka menghadapi Ekuador.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.