KOMPAS.com - Persib Bandung turut belajar dari tragedi Kanjuruhan 1 Oktober 2022, yang menewaskan ratusan suporter usai polisi melepaskan tembakan gas air mata.
Persib terus melakukan evaluasi diri demi transformasi sepak bola Indonesia menjadi lebih baik.
Memberikan keamanan dan kenyamanan bagi para penonton adalah sebuah harga yang wajib dipenuhi panitia pelaksana (Panpel) pertandingan kandang Persib.
Selain belajar dari tragedi Kanjuruhan, Persib juga belajar dari kasus meninggalnya dua bobotoh di pintu masuk Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA) saat Piala Presiden 2022.
Baca juga: Berduka, Bek Persib Henhen Kenang Sang Ayah
Kejadian maut tersebut membuat Panpel Persib mengubah total mekanisme penjualan tiket yang sudah dilakukan secara konsisten dalam lima laga kandang Liga 1 2022-2023.
Meski awalnya mengalami penyusutan, perlahan tapi pasti bobotoh mulai membiasakan diri dengan mekanisme baru tersebut.
Persib masih melakukan evaluasi menyeluruh pada mekanisme sistem penyelenggaraan pertandingan yang lebih aman dan nyaman bagi semua kalangan.
“Kami menyampaikan apresiasi dan rasa terima kasih atas dukungan besar yang tidak pernah berhenti dari teman-teman Bobotoh,” kata Adhi Pratama, Head of Communication PT Persib Bandung Bermartabat (PBB), Kamis (27/10/2022).
“Persib masih akan terus melakukan transformasi ke arah yang lebih baik,” lanjutnya.
Baca juga: Isu Pelatih Persib Luis Milla Hendak Dibajak Klub Meksiko
Yudi Guntara, legenda Persib era 90-an, turut mengikuti perkembangan zaman ke zaman soal bagaimana bobotoh bisa mendapatkan tiket.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.