Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tragedi Kanjuruhan: Persib Evaluasi dan Berkaca demi Transformasi

Kompas.com - 28/10/2022, 05:00 WIB
Adil Nursalam,
Aloysius Gonsaga AE

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Persib Bandung turut belajar dari tragedi Kanjuruhan 1 Oktober 2022, yang menewaskan ratusan suporter usai polisi melepaskan tembakan gas air mata.

Persib terus melakukan evaluasi diri demi transformasi sepak bola Indonesia menjadi lebih baik.

Memberikan keamanan dan kenyamanan bagi para penonton adalah sebuah harga yang wajib dipenuhi panitia pelaksana (Panpel) pertandingan kandang Persib.

Selain belajar dari tragedi Kanjuruhan, Persib juga belajar dari kasus meninggalnya dua bobotoh di pintu masuk Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA) saat Piala Presiden 2022.

Baca juga: Berduka, Bek Persib Henhen Kenang Sang Ayah

Kejadian maut tersebut membuat Panpel Persib mengubah total mekanisme penjualan tiket yang sudah dilakukan secara konsisten dalam lima laga kandang Liga 1 2022-2023.

Meski awalnya mengalami penyusutan, perlahan tapi pasti bobotoh mulai membiasakan diri dengan mekanisme baru tersebut.

Persib masih melakukan evaluasi menyeluruh pada mekanisme sistem penyelenggaraan pertandingan yang lebih aman dan nyaman bagi semua kalangan. 

“Kami menyampaikan apresiasi dan rasa terima kasih atas dukungan besar yang tidak pernah berhenti dari teman-teman Bobotoh,” kata Adhi Pratama, Head of Communication PT Persib Bandung Bermartabat (PBB), Kamis (27/10/2022).

“Persib masih akan terus melakukan transformasi ke arah yang lebih baik,” lanjutnya.

Baca juga: Isu Pelatih Persib Luis Milla Hendak Dibajak Klub Meksiko

Yudi Guntara, legenda Persib era 90-an, turut mengikuti perkembangan zaman ke zaman soal bagaimana bobotoh bisa mendapatkan tiket.

Musim Liga 1 2022-2023 ini dirasakan sebagai tata kelola paling berbeda drastis dari sebelum-sebelumnya. 

Transformasi pertiketan Persib tahun ini benar dirasakan perbedaannya, mulai dari pembelian secara online, penukaran ke tiket fisik di hari pertandingan, hingga cek barcode di beberapa ring menuju stadion.

Mekanisme ini yang turut menciptakan iklim kondusif ketika penonton datang ke stadion hingga merasakan keamanan dan kenyamanan.

“Sepak bola memang masih menjadi industri yang cukup masif pergerakan dan komunitasnya. Saya sendiri melihat transformasi besar-besaran yang telah dilakukan Persib,” ungkap Yudi.

“Terutama terkait mekanisme sistem pengelolaan pertandingan yang banyak menarik perhatian sejumlah kalangan,” sebutnya.

Suasana pertandingan Persib vs Madura United pada pekan kedua Liga 1 2022-2023 di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA), Sabtu (30/7/2022) sore WIB. KOMPAS.com/Eris Eka Jaya Suasana pertandingan Persib vs Madura United pada pekan kedua Liga 1 2022-2023 di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA), Sabtu (30/7/2022) sore WIB.

Jika melihat apa yang terjadi dengan tragedi Kanjuruhan, ia menilai dan menyimpulkan bahwa mekanisme yang dijalankan Panpel Persib saat ini adalah solusi terbaik.

“Namun melihat insiden di Stadion Kanjuruhan, Malang belum lama ini, saya rasa mekanisme sistem pengelolaan pertandingan yang diterapkan Persib dapat menjadi contoh klub lain demi terciptanya keamanan serta kenyamanan bersama,” ungkap Yudi.

Ke depannya ia mendukung pelaksana pertandingan kandang Persib mempertahankan mekanisme yang ada, serta memperbaiki hal-hal yang dirasa kurang.

Sistem penyelenggaraan yang dilakukan Persib selama ini merupakan sebuah upaya meminimalisasi kemungkinan seperti yang terjadi di Stadion Kanjuruhan.

“Kita di sini ingin bersama-sama mengerti dan memahami setiap aturan dan ketentuan yang berlaku. Persib hanya mengikuti aturan dan regulasi yang diberikan operator kompetisi dan pihak keamanan,” paparnya.

“Tugas kita sebagai Bobotoh adalah harus terus mendukung hal ini dengan aksi yang positif,” tandas Yudi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com