KOMPAS.com - Mantan ujung tombak Arema FC, Cristian Gonzales, mengunjungi Stadion Kanjuruhan Kepanjen, Kabupaten Malang pada Minggu (23/10/2022) siang.
Ia datang untuk berziarah dan memberikan penghormatan kepada para korban dari Aremania yang dianggap sebagai kerabat tersebut.
Ditemani istrinya, Eva Gonzales, anak dan beberapa Aremania, ia meletakan karangan bunga dan berdoa di depan Gate 13, salah satu lokasi paling banyak memakan korban Tragedi Stadion Kanjuruhan.
Baca juga: Tragedi Kanjuruhan: Arema FC Berdiri untuk Pemain dan Suporter
Cristian Gonzales dan keluarga menunjukkan rasa kehilangan. Sebab hampir semua mantan anggota keluarga besar Arema punya hubungan yang sangat baik dengan Aremania.
Ia bahkan mengaku sempat tak percaya terjadi tragedi tersebut memakan ratusan korban jiwa.
“Awalnya saya tidak percaya saya pikir itu berita bohong,” kata pemain yang biasa disapa El Loco.
“Karena waktu itu kita tahu mereka melawan Persebaya dan suporter Persebaya tidak mungkin bisa masuk ke dalam stadion,” imbuhnya.
Rasa kehilangan juga ditunjukkan sang istri, Eva Gonzales. Hatinya hancur melihat tragedi yang merenggut 134 korban jiwa tersebut.
Apalagi selama tinggal di Malang, ia mengenal Aremania sebagai suporter yang sangat baik.
Bahkan ia menjalin komunikasi dengan Aremanita kenalannya dulu untuk mengikuti perkembangan di Kota Malang.
Baca juga: Javier Roca Coba Berjalan Pelan dari Luka Tragedi Kanjuruhan
“Perasaan saya hancur karena selama kami 5 tahun tinggal di sini tidak pernah ada satupun Aremania yang pernah menyakiti kami, semua sayang dengan keluarga saya, kami semua dibahagiakan,” ujar Eva Gonzales.
“Saya merasa tidak percaya karena kami merasa baik-baik saja ketika 5 tahun tinggal di sini tidak pernah ada masalah apapun.”
“Saya merasa kehilangan keluarga dekat saya,” ujarnya lagi.
Soal proses investigasi dan drama yang terjadi, Cristian Gonzales tidak mau ikut mengomentari. Namun ia menegaskan Tragedi Kanjuruhan ini adalah duka yang memprihatinkan.
Ia pun berharap ini menjadi tragedi pertama dan terakhir di Malang serta Indonesia.
“Semoga ini yang pertama dan yang terakhir kali karena ini sepak bola hiburan untuk semua masyarakat. Apalagi di Indonesia sangat fanatik luar biasa,” pungkas penyerang tim berjuluk Singo Edan pada era 2013-2017 itu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.