“Di dalam truk itu isinya banyak korban, dan di situ korban tidak berdaya dan seperti sudah meninggal,” katanya lagi.
Insiden tersebut membuatnya mengalami luka lebam dan lecet hampir di sekujur tubuhnya.
Sang ibu, Triwakus Jubaedah mengungkapkan di beberapa bagian tubuh putrinya juga masih terdapat bekas cap sol sepatu suporter yang menginjaknya.
Selain itu tangan kanan dan kaki kirinya cedera parah sampai tidak bisa digerakkan.
Matanya juga mengalami pendarahan karena gas air mata, sehingga warna putih pada bagian matanya berubah menjadi merah yang muncul satu hari setelah Tragedi Kanjuruhan.
Baca juga: Korban Tragedi Kanjuruhan Berikan Aduan Terkait Adanya Intimidasi
“Kalau kata dokter karena benturan dan juga kena gas air mata,” terang Triwakus Jubaedah.
“Bisa sembuh tapi lama sekitar 1-2 bulanan. Katanya itu nanti bisa meresap sendiri. Selain itu disarankan untuk mengompres air dingin,“ imbuhnya.
Mengenai mata, ia bersyukur pendarahan yang dialami anaknya tidak sampai mempengaruhi penglihatan.
Mereka mengaku sudah mendapatkan penanganan kesehatan dari pemkot walaupun dianggap terlambat, lantaran bantuan itu datang tiga hari setelah kejadian.
Jadi, pada dua hari pertama pihak keluarga sudah mengambil inisiatif untuk melakukan penanganan kesehatan secara mandiri di rumah sakit.
Keluarga memberikan apresiasi karena ikut dibantu untuk proses penanganan selanjutnya. Meraka juga sudah mengkonfirmasi mengenai santunan dari Arema FC.
“Kalau dari Arema sudah, kemarin ayahnya dipanggil ke kantor Arema dan dapat santunan 2 juta,” ungkapnya.
Baca juga: Fakta Baru Tragedi Kanjuruhan: Polri Akui Beberapa Gas Air Mata Sudah Kedaluwarsa
Sementara untuk mempercepat proses pemulihan putrinya, Triwakus Jubaedah memutuskan untuk mengambil fisioterapi secara mandiri.
“Kalau untuk tangannya itu kata dokter trauma stroke, tapi nanti kalau traumanya sudah hilang kemungkinan sudah kembali normal,” tutur wanita berusia 40 tahun.
“Sekarang pengobatan fisioterapis untuk pengobatan tangan. Ini inisiatif saya sendiri biar anaknya lebih cepat pulih.“
“Yang sekarang masih pertemuan yang pertama. Fisioterapi pengobatan dokter,” pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.